DBAsia News

Masalah Utama Juventus di Liga Champions Adalah Sulit Cetak Gol

DBasia.news – Start Juventus di awal tahun 2022 tidak ideal. Menjamu tim pemburu Scudetto musim ini, Napoli, di Allianz Stadium dalam lanjutan laga Serie A, Juventus gagal meraih kemenangan dan imbang 1-1.

Juventus bahkan sempat tertinggal dari gol Dries Mertens sebelum menyamakan kedudukan dari Federico Chiesa. Hal tersebut sudah memperlihatkan kekurangan Il Bianconeri musim ini: sulit cetak gol.

Juventus tak hanya inkonsisten di periode kedua Massimiliano Allegri melatih, plus ditinggal pergi Cristiano Ronaldo, tapi juga kesulitan mencetak gol. Mereka hanya mencetak 28 gol dari 20 laga dan di sembilan besar itu catatan terkecil.

Melawan Napoli kemarin Juventus punya expected goal (xG) 1,3, 0,6 lebih besar dari lawan mereka, tapi sang lawan tetap mampu meraih satu poin. Berkebalikan dari jumlah gol, pertahanan Juventus justru kuat.

Tim dari Turin itu hanya kebobolan 18 gol. Kendati kuat, tapi pertahanan kuat saja tak cukup dalam perebutan zona Liga Champions. Seretnya jumlah gol mereka sebagian besar terjadi karena Ronaldo pergi dan tak ada penggantinya.

Alvaro Morata, yang telah mencetak lima gol, Paulo Dybala, dan Moise Kean bermain angin-anginan dan tidak mendulang gol. Morata dibidik Barcelona dan Allegri telah menegaskan tidak akan melepasnya.

Tak ayal mereka dikaitkan dengan beberapa penyerang dari Mauro Icardi (PSG), Arkadiusz Milik (Olympique Marseille), Gianluca Scamacca (Sassuolo), Dusan Vlahovic (Fiorentina), hingga Pierre-Emerick Aubameyang (Arsenal).

Kesulitan mereka mencetak gol itu juga dilihat oleh mantan gelandang Juventus, Sami Khedira.

“Dua atau tiga tahun lalu Juve mengubah sedikit ide mereka tentang sepak bola dan para pemain, mereka membuat kesalahan tetapi sekarang mereka berusaha untuk pulih. Mereka tidak bermain buruk tetapi mereka belum mencetak banyak gol dan ini adalah masalah besar,” terang Khedira dikutip dari Football-Italia.

“Mereka kehilangan Cristiano Ronaldo, yang mencetak banyak gol untuk tim. Ada skuad yang benar-benar baru, dengan pemain muda, tanpa banyak pengalaman, ada kekurangan keseimbangan, saya pikir tidak ada pemimpin, kecuali Chiellini dan Bonucci, tetapi di lini tengah tidak ada.”

“Mereka memainkan pertandingan yang bagus melawan Napoli, itu bukan masalah kualitas tetapi kepribadian, dan saya harap mereka bisa memperbaikinya,” pungkas dia.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?