DBasia.news – Inter Milan mengakhiri penantian selama 10 tahun di Liga Champions. Il Nerazzurri memastikan tiket ke-16 besar Liga Champions usai menang 2-0 atas Shakhtar Donetsk di laga kelima grup D Liga Champions, Kamis (25/11) dini hari WIB.
Inter bermain dengan intensitas tinggi di depan fans mereka, meski kalah penguasaan bola 42 berbanding 58 persen dari Shakhtar arahan Roberto De Zerbi. Inter mencoba efisien dengan 21 percobaan tendangan (sembilan tepat sasaran).
Dari sembilan tendangan tepat sasaran itu dua berbuah gol dari penyerang berusia 35 tahun, Edin Dzeko di menit 61 dan 67. Tiga poin itu sudah cukup memastikan tiket fase gugur Inter, mengakhiri penantian 10 tahun sejak terakhir lolos ke fase gugur pada musim 2011-2012.
Inter kini ada di urutan dua klasemen grup D dengan raihan 10 poin dan perolehan poin itu tak lagi bisa dikejar Sheriff Tiraspol.
“Gol pembuka Dzeko seperti (melepas) beban di pundak kami setelah kami menciptakan begitu banyak peluang,” ucap Simone Inzaghi, pelatih Inter kepada Sky Sports Italia.
“Mencapai babak 16 besar akan menjadi pencapaian yang luar biasa, saya mengatakan bahwa hari itu saya diperkenalkan sebagai pelatih Inter. Pada hari saya menandatangani kontrak, saya mengatakan ini adalah tujuannya, sesuatu yang belum pernah dilakukan Inter selama lebih dari 10 tahun.”
“Sekarang kami mendapat 10 poin dan telah menang tiga kali berturut-turut, mendapatkan kemenangan ini hanya tiga hari setelah mengalahkan Napoli di Serie A.”
50 Gol Edin Dzeko
Dua gol Dzeko mengakhiri sedekade penantian Inter di Liga Champions. Lebih spesial lagi karena itu menjadi 50 gol Dzeko di Eropa dari 112 penampilan. Dzeko baru gabung Inter di musim panas 2021 dari AS Roma dan sebelumnya pernah membela Manchester City.
Berkat penampilan hebatnya itu Dzeko terpilih menjadi Player of the Match versi UEFA. Dzeko tak hanya punya sentuhan akhir yang bagus, tapi juga menjadi target man ideal bagi Inter.
“Perisic memiliki permainan yang sempurna, memberikan umpan silang untuk kedua gol dan bertahan dengan tanggung jawab, menetralkan ancaman serangan terbesar Shakhtar, tetapi Player of the Match adalah Džeko,” tutur Pengamat Teknik UEFA, Roberto Martinez.
“Dia memberikan sentuhan mematikan dan menjadi titik fokus yang kuat saat Inter menguasai bola. Shakhtar tidak bisa mengatasinya di dalam kotak penalti mereka.”
Dzeko juga senang dengan dua golnya yang menjadi buah kesabaran timnya menciptakan peluang, terutamanya karena pertahanan gigih dan kiper bagus Shakhtar.
“Inter mengontrak saya untuk mencetak gol dan saya mencoba untuk memberikan kontribusi saya. Di babak pertama kami membuat banyak kesalahan, tetapi kiper mereka juga bagus. Anda harus bersabar, tanpa kebobolan gol, dan kemudian di babak keduakami akhirnya berhasil mencetak dua gol,” ucap Dzeko.
“Kami mendapatkan tiga poin krusial. Bola tidak mau masuk di babak pertama tapi juga babak kedua seolah terkutuk dengan gol yang dianulir. Akhirnya kami berhasil. Saat jeda Inzaghi menyuruh kami melanjutkan seperti di babak pertama karena tim sangat bagus,” urai dia.