DBasia.news – Tujuh tahun. Itulah penantian AC Milan untuk bermain di Liga Champions sampai akhir penantian itu terjadi di musim ini (2021-2022). Uniknya, angka tujuh itu juga menjadi perolehan trofi Liga Champions Il Rossoneri.
Milan adalah tim kedua setelah Real Madrid (13 trofi) dengan raihan titel Liga Champions terbanyak. Akan tapi Milan saat ini bukanlah Milan legendaris di medio 1980 atau 1990-an yang diperhuni nama-nama top.
Tidak ada lagi Paolo Maldini yang memimpin dan mengawal lini belakang dengan Alessandro Nesta di depan Dida, tak ada Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso, dan Clarence Seedorf yang memimpin lini tengah, serta Kaka dan Filippo Inzaghi di lini serang.
Milan di musim ini tergabung di grup neraka grup B bersama Liverpool, Atletico Madrid, dan Porto. Keempatnya klub tradisional di Eropa. Tapi menyoal pengalaman, Milan bak tim debutan Liga Champions.
Benar saja, perjalanan mereka terseok-seok di fase grup. Pada tiga laga pertama Milan menuai tiga kekalahan beruntun lawan Liverpool (2-3), Atletico (1-2), dan Porto (0-1).
Milan mulai bangkit di laga keempat dengan hasil imbang 1-1 melawan Porto, menang dramatis di Spanyol kontra Atletico (1-0) yang jadi kemenangan pertama mereka. Asa pun muncul jelang lawan Liverpool.
Milan butuh kemenangan dan berharap rival-rival gagal menang. Akan tapi melawan Liverpool yang sudah menyapu lima laga beruntun dengan kemenangan, lolos ke fase gugur, Milan masih kesulitan menang.
The Reds masih terlalu tangguh meski Jurgen Klopp merotasi skuad. Liverpool menang 2-1 dari gol Mohamed Salah dan Divock Origi yang membalas gol Fikayo Tomori. Alhasil, Milan pun terdampar di dasar klasemen dengan empat poin: satu kemenangan, satu hasil imbang, empat kekalahan.
Gelandang muda Milan, Sandro Tonali realistis dengan situasi Milan saat ini. Menurutnya Milan harus belajar dari pengalaman di Liga Champions musim ini.
“Kami tahu itu adalah pertandingan yang sulit, karena bahkan tanpa beberapa pemain pilihan pertama mereka, Liverpool memiliki begitu banyak kekuatan secara mendalam,” tutur Tonali kepada Sky Sport Italia.
“Kami belajar dari pengalaman melawan tim-tim top ini dan itulah yang akan kami bawa ke depan. Kami bisa melakukan lebih banyak, itu selalu benar, tetapi kami tidak menahan hari ini dan tidak dapat memutar kembali waktu.”
“Yang bisa kami lakukan sekarang adalah melanjutkan jalan kami dan fokus pada tujuan berikutnya,” urai mantan gelandang Brescia tersebut.
Milan tersingkir dari Liga Champions, tapi mereka masih punya dua target yang dapat dikejar yaitu perburuan Scudetto dan Coppa Italia.