DBasia.news – Fase gugur Liga Champions 2021-2022 menawarkan cerita yang berbeda ketimbang musim-musim sebelumnya. Itu tak lepas dari sudah tidak berlakunya regulasi gol tandang.
Fase gugur Liga Champions akan dimulai tengah pekan ini dengan memainkan leg pertama babak 16 besar. Seluruh kontestan pasti akan berusaha meraih hasil terbaik demi menjaga peluang lolos ke perempat final.
Biasanya, mayoritas leg pertama fase gugur berjalan dengan membosankan. Itu karena hampir semua tim yang melakoni laga tandang bermain lebih hati-hati dan fokus untuk tidak kebobolan.
Langkah tersebut dilakukan demi terhindar dari kerugian gol tandang. Nantinya mereka tinggal tampil habis-habisan saat bertindak sebagai tuan rumah pada pertemuan kedua.
Namun per Juni 2021, UEFA menghapus aturan gol tandang. Regulasi ini berlaku untuk semua kompetisi antarklub Eropa.
Dengan keputusan ini, UEFA berharap jalannya semua pertandingan di fase gugur berlangsung menarik. Setiap klub tidak perlu memikirkan kerugian andai kebobolan pada leg pertama.
Namun perubahan regulasi ini juga berpeluang menimbulkan efek buruk. Salah satunya yaitu kemungkinan bertambahnya pertandingan leg kedua yang harus diakhiri dengan perpanjangan waktu hingga adu penalti.
Jika hal itu terjadi, maka ancaman kelelahan semakin menghantui para pemain. Bukan tidak mungkin aturan baru ini justru menimbulkan polemik baru.
Satu hal yang pasti adalah akan semakin banyak tim yang bermain terbuka sejak leg pertama. Ini tentu hal yang diinginkan oleh pecinta sepak bola di seluruh dunia.