DBasia.news – Liverpool memuncaki klasemen Premier League kala pekan 18 berakhir. Kendati demikian, mereka dan para fansnya tidak bisa cepat berpuas diri, sebab ada kutukan tiap kali mereka memuncaki klasemen di Hari Natal.
Liverpool menang 2-0 atas Wolverhampton pada laga pekan ke-18 Premier League 2018-2019. Gol kemenangan The Reds dicetak oleh Mohamed Salah dan Virgil van Dijk.
Sementara itu, Manchester City secara mengejutkan takluk ketika menjamu Crystal Palace. Hasil tersebut membuat Liverpool nyaman di puncak klasemen sementara Premier League.
Mohamed Salah dan kawan-kawan mengumpulkan nilai 48 dari 18 pertandingan. Jumlah tersebut membuat Liverpool unggul empat poin dari Manchester City di peringkat kedua.
Sejatinya, kondisi saat ini membuat Liverpool berada di atas angin karena memuncaki klasemen Premier League saat Natal. Menurut mitos, tim yang memimpin ketika Natal bakal memenangi ajang itu.
Faktanya, sejak Premier League diperkenalkan pada 1992, mayoritas tim yang memimpin klasemen saat Natal menjadi juara. Dari 26 kesempatan, 14 sukses memenangi Premier League.
Bahkan, persentase kemenangan meningkat dalam satu dekade terakhir. Selama periode tersebut, hanya dua kali klub yang memimpin Premier League saat Natal tidak menjadi juara
Masalahnya, hanya satu klub yang gagal menjadi juara Premier League setelah memimpin saat Natal dalam dua kesempatan tersebut. Ya, klub itu adalah Liverpool.
Kali pertama pada 2008-2009, Liverpool unggul satu poin dari Chelsea ketika Natal, sementara Manchester United tertinggal enam poin. Namun, The Red Devils justru menyabet gelar Premier League.
Liverpool
Situasi yang mirip terulang lima musim berselang, tepatnya pada 2013-2014. Liverpool berada di puncak klasemen setelah unggul selisih gol dari Arsenal ketika Natal.
Akan tetapi, Liverpool justru terpleset pada tiga laga terakhir. Hasilnya, Manchester City pun menjuarai Premier League musim itu dengan keunggulan tipis, dua poin.
Musim ini, tepatnya lima musim setelah kejadian itu, Liverpool kembali memimpin klasemen Premier League saat Natal. Kali ini, The Reds unggul empat angka dari Manchester City.
Meski begitu, para pendukung Liverpool justru was-was dengan hal tersebut. Apabila diperhatikan, ini merupakan siklus lima musim yang menimpa The Reds.
Jarak antara musim 2008-2009, 2013-2014, dan 2018-2019 tepat lima musim. Artinya, Liverpool tidak bisa bersantai untuk memastikan dua tragedi sebelumnya terulang.
Pepatah Italia berkata “l’histoire se epete” yang artinya, “sejarah akan selalu terulang dengan sendirinya.” Kini, segalanya bergantung kepada Liverpool, mampukah mereka mematahkan kutukan sekaligus siklus lima tahunan?
-
Juventus Sadar Akan Peforma PSG di Liga Champions
-
Inter Milan Tidak Takut Berhadapan Dengan Bayern Munchen dan Barcelona
-
Dortmund Kembali Bertemu Dengan Mantan Pemainnya di Liga Champions
-
Unai Emery Cetak Rekor Baru Bersama Villarreal
-
Komentar Bijak Andy Robertson Usai Dilempari Korek Oleh Fans Benfica