DBasia.news – Investasi besar dikeluarkan Barcelona ketika merekrut Philippe Coutinho dari Liverpool Januari 2018 lalu sebesar 150 juta euro. Ekspektasi kepadanya tentu saja besar. Namun selang setahun dari transfer itu, penampilan Coutinho jauh dari kata memuaskan.
Media Sport-English yang bermarkas di Catalunya, dengan kecenderungan tendensius ke Barcelona, sampai tidak tahan lagi melihat performa buruk Coutinho yang semakin parah tiap kali diberi kesempatan bermain oleh Ernesto Valverde.
Penampilan buruk Coutinho berlanjut hingga ke leg satu semifinal Copa del Rey antara Barcelona kontra Real Madrid yang berkesudahan 1-1 di Camp Nou, Kamis (7/2) dini hari WIB. Pemain berusia 26 tahun bermain sangat buruk di laga itu.
Valverde hanya memberinya kesempatan tampil selama 60 menit sebelum digantikan oleh Lionel Messi. Berbanding terbalik dengan Malcom, pencetak gol Barca ke gawang Madrid, Coutinho sama sekali tidak memberikan ancaman nyata ke pertahanan Madrid.
“Suatu hari ketika dia (Coutinho) dibutuhkan untuk mengisi pos dengan absennya Leo Messi, Coutinho memainkan salah satu laga terburuknya sejak tiba di Barca. Itu mengakumulasikan penampilannya yang buruk selama berbulan-bulan,” tulis artikel di Sport.
“Dia secara praktiknya tidak terlibat dalam permainan, dan ketika dia terlibat, pilihannya selalu salah. Tiap bola yang datang kepadanya jadi bola yang hilang. Sebaliknya, Malcom, yang jadi nama kejutan di susunan pemain, sangat aktif dan mendapatkan hadiahnya dengan gol penyama kedudukan.”
LLuis Mascaro, penulis Sport, melihat Malcom, yang juga berasal dari Brasil, selalu bertarung, pemberani, dan menciptakan bahaya lebih banyak daripada penyerang-penyerang Barca lainnya.
Coutinho, dengan sentuhan bola, kemampuan terlibat aktif dalam tiap serangan, menciptakan peluang, penyelesaian akhir, yang pernah diperlihatkannya di Liverpool, seketika hilang begitu saja di Barca.
Itu semua bukan salah Valverde. Memang, filosofi sepak bola Barca dan Liverpool berbeda. Namun, Valverde dan juga Josep Maria Bartomeu, Presiden Barca, sudah memberinya dukungan dalam bentuk keyakinan. Begitu juga Messi dengan bantuannya kepada Coutinho.
Semua kembali lagi pada Coutinho. Dengan banderol selangit Barca ketika memboyongnya, wajar saja jika dia selalu disorot seperti halnya Neymar di PSG atau Ousmane Dembele di Barca.
-
Juventus Sadar Akan Peforma PSG di Liga Champions
-
Inter Milan Tidak Takut Berhadapan Dengan Bayern Munchen dan Barcelona
-
Dortmund Kembali Bertemu Dengan Mantan Pemainnya di Liga Champions
-
Unai Emery Cetak Rekor Baru Bersama Villarreal
-
Komentar Bijak Andy Robertson Usai Dilempari Korek Oleh Fans Benfica