DBAsia News

Peran Piatek dan Paqueta di Balik Kebangkitan AC Milan

Piatek dan Paqueta


DBasia.news –  AC Milan terus menjaga tren positif di Serie A. Menjamu Cagliari di San Siro, Senin (11/2) dini hari WIB, Rossoneri menang telak 3-0 melalui gol yang dicetak: gol bunuh diri Luca Ceppitelli (13′), Lucas Paqueta (22′), dan Krzysztof Piatek (62′).

Dua nama yang disebut terakhir langsung menjadi idola baru bagi publik San Siro. Fans dengan akun Twitter @DonnyPradiptaa bahkan sudah melihat keduanya layaknya duet legendaris Milan, Kaka dan Andriy Shevchenko.

Perbandingan seperti itu sedianya masih terlalu prematur saat ini. Tapi dapat juga dimaklumi, sebab sudah bertahun-tahun Milan ‘tertidur’ dan tampil dengan kesemenjanaan serta kesulitan, untuk sekedar merebutkan tempat di zona Liga Champions.

Paqueta dibeli dari Flamengo sebesar 35 juta euro Januari lalu. Begitu juga Piatek yang dibeli di bursa transfer musim dingin. Mahar sebesar 35 juta euro dikeluarkan Milan untuk membelinya dari Genoa sebagai pengganti Gonzalo Higuain yang hengkang ke Chelsea.

Tidak butuh waktu lama bagi keduanya berasimilasi dalam permainan yang diterapkan Gennaro Gattuso di Milan. Paqueta dan Piatek merupakan dua aktor yang terlibat di balik catatan tak pernah kalah Milan di Serie A sejak Desember 2018.

Terhitung sejak imbang tanpa gol melawan Frosinone 26 Desember lalu, Milan menang 2-1 melawan SPAL (30/12), 2-0 kontra Genoa (21/1), imbang tanpa gol melawan Napoli (27/1), seri 1-1 menghadapi Roma (4/2), sebelum menang telak atas Cagliari.

Performa Milan belum mencapai kesempurnaan. Kendati demikian, Gennaro Gattuso sudah mulai melihat tim bermain dengan cara yang diinginkannya.

“Kami sudah mulai bermain dengan cara kami dalam mengatasi tekanan dan ini yang saya ingin lihat. Semua ini tentang dua fase, bertahan dan penyerangan, karena beberapa tim hanya bisa melakukan salah satunya. Untuk lima-enam laga terakhir, saya pikir kami telah melakukannya dengan lebih baik,” papar Gattuso di Football-Italia.

Paqueta menjadi pengatur serangan Milan dengan kemampuannya mengalirkan bola dari lini belakang ke depan. Sedangkan Piatek lebih hebat lagi: mencetak empat gol dari tiga laga terakhirnya.

Koleksi gol Piatek menjadi 15 di Serie A dan ia ada di urutan empat top skor Serie A di bawah Cristiano Ronaldo (18 gol), Duvan Zapata (16 gol), dan Fabio Quagliarella (16 gol). “Robocop? Saya lebih suka orang menyebut Pistolero saya,” ujar Piatek.

Usai melawan Cagliari, Il Diavolo Rosso akan menyambangi markas Atalanta pada pekan 24 Serie A, Minggu (17/2) pukul 02.30 dini hari WIB.

Laga itu bisa dibilang sebagai laga besar karena Atalanta adalah tim pembunuh raksasa. Tim arahan Gian Piero Gasperini pernah mengalahkan Inter Milan dengan skor 4-1, menahan imbang Juventus dengan skor 2-2 dan AS Roma melalui skor 3-3, lalu menyingkirkan Juventus di perempat final Coppa Italia dengan skor 3-0.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?