DBAsia News

James Milner Pernah Nyaris Meninggalkan Liverpool

DBasia.news – James Milner mengakui bahwa dirinya bisa meninggalkan Liverpool beberapa tahun yang lalu. Tepatnya pada musim 2016/17. The Reds belum menjadi apa-apa waktu itu. Sebab sang pelatih, Jurgen Klopp, sedang berupaya membangun tim secara perlahan-lahan dengan mendatangkan pemain yang diinginkan.

Hasilnya saat ini bisa dilihat dari keberhasilan menjuarai Liga Champions, Piala Super Eropa, Piala Dunia Antarklub, dan Premier League yang sudah dinantikan fans selama 30 tahun terakhir. Kerja keras tak mengkhianati hasil dan ini benar adanya.

Kerja keras itu tidak hanya dilakukan Klopp dan staf kepelatihannya, namun juga para pemain yang melalui ‘neraka’ dalam mengikuti metode keras kepelatihan manajer asal Jerman tersebut. Gelandang Liverpool, James Milner menggambarkan kerasnya cara Klopp melatih anak-anak asuhnya.

Terkenal dengan filosofi bermain gegenpressing (counter-pressing), para pemain harus konstan melakukan tekanan, coba merebut bola secepat mungkin dan melancarkan serangan balik. Metode itu sudah diterapkan Klopp dari Borussia Dortmund.

Klopp membawanya dari Jerman dan menerapkannya di Liverpool. Alhasil, beberapa pemain terkejut dengannya, beberapa pemain sakit hingga muntah-muntah ketika menjalani metode latihan tersebut.

“Untuk melihat salah satu pemain muda muntah di sisi lapangan latihan di salah satu sesi pelatihan pertamanya, yang menentukan ritme, Anda tahu apa yang Anda inginkan,” tutur James Milnerkepada Sky Sports.

“Kami harus beradaptasi dengan itu, ada banyak cedera sejak awal. Orang-orang berkata, “Anda tidak bisa melakukan itu!” Anda bisa, Anda hanya harus terbiasa dengannya. Langsung Anda melihat tempo dan intensitas dalam pertandingan pertama di Spurs.”

“Itu sungguh konyol – kami tidak bermain dengan tempo lambat di bawah Brendan (Rodgers). Perjalanan itu dimulai dengan metode manajer dan bagaimana dia ingin kami bermain.”

“Anda melihatnya datang perlahan. Satu pekan kualitas bermain terlihat ada di sana dan di pekan berikutnya kami tak melakukannya. Itu adalah proses lagi; konsistensi mulai terjadi dan pada akhirnya, belajar bagaimana untuk menang dengan permainan buruk (win ugly) dan menjadi tim yang lebih kompak,” terang Milner.

Selain fisik pemain Klopp juga menguatkan mentalitas pemain agar bisa fokus sepanjang waktu. Metode yang diterapkannya cukup unik dengan memberikan tiga bola sekaligus dan membiarkan pemain bereaksi dengan tepat.

“Anda bereaksi terhadap situasi selanjutnya, selalu siaga. Jika Anda melakukan latihan menembak, mungkin ada tiga bola sekaligus. Anda mungkin melewati satu dan milidetik kemudian ada satu lagi yang datang kepada Anda untuk ditendang,” tambah Milner.

“Ini sedikit berbeda dengan apa yang telah saya lakukan sebelumnya, ini didasarkan agar siaga setiap saat dalam pertandingan. Secara defensif, juga, itu bukan melatih dari satu pemain ke pemain atau memblok dua-empat pemain, tapi melakukan dua-tiga pekerjaan sekaligus,” pungkas pemain berusia 34 tahun.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?