DBasia.news – Secara matematis, peluang Barcelona menjadi juara memang masih terbuka. Namun, jika dilihat dari persaingan yang ada saat ini, Barca punya sejumlah alasan untuk mengucapkan selamat tinggal ke titel LaLiga.
Barcelona gagal memanfaatkan momentum ke puncak klasemen LaLiga setelah hanya bermain 0-0 melawan Atletico Madrid. Kini, kedua tim tetap berjarak dua poin.
Kegagalan tersebut memperpanjang catatan buruk Barcelona ketika punya peluang memimpin klasemen. Sekarang, dengan tiga pertandingan tersisa, nasib Barca juga ditentukan hasil tim lainnya yakni Real Madrid, Atletico, dan Sevilla.
Lantas, bagaimana kondisi ini bisa terjadi. Barcelona yang beberapa kali di ambang posisi teratas justru kehilangan momentum menjadi juara.
Alasan pertama adalah laju yang lambat pada periode pertama. Barcelona kehilangan 20 poin yang bisa diraup. Sekarang, Barca wajib tak mengulanginya pada tiga laga sisa kontra Getafe, Cadiz, dan Eibar.
Berikutnya, Barcelona juga tidak bertaji ketika menghadapi pesaing langsung gelar juara. Lionel Messi dan kawan-kawan tunduk di hadapan Madrid dan hanya meraih satu poin ketika bersua Atletico.
Daftar dosa Barcelona berlanjut ketika menghadapi Granada. Ketika punya peluang menentukan nasib di tangan sendiri, Barca justru kalah di kandang. Hasil tersebut kian membuktikan Barcelona perlu melakukan perbaikan, terutama di sektor belakang.
Barcelona juga kurang memiliki kedalaman tim. Sebut saja pada posisi striker di mana tak ada penyerang nomor 9 seperti yang dulu diisi Luis Suarez. Selain itu, pemain-pemain seperti Junior Firpo, Miralem Pjanic, dan Riqui Puiq juga tidak dalam performa terbaik. Keadaan itu membuat Ronald Koeman tak memiliki banyak pilihan.