DBAsia News

3 Pesepakbola yang Pernah Mengalami Nasib Serupa dengan Iker Casillas

Iker Casillas


DBasia.news –  Iker Casillas dalam kondisi yang stabil dan lebih baik pasca terkena serangan jantung saat berlatih dengan Porto (1/5). Usai mendapatkan perawatan intensif dari rumah sakit, kondisinya baik-baik saja.

Sesaat setelah Casillas terkena serangan jantung, publik pecinta sepak bola Eropa dan fans Casillas langsung memberikan dukungan dan doa kepada legenda Real Madrid tersebut. Dukungan dan doa mereka dibalas Casillas melalui sosial media.

“Segalanya terkendali di sini. Sempat ada kekhawatiran besar, tapi saya berada di kekuatan penuh. Terima kasih banyak untuk semuanya atas pesan dukungan dan cinta,” ucap Casillas beberapa waktu lalu di sosial media.

Casillas bukan satu-satunya pesepakbola atau atlet yang pernah terkena serangan jantung. Beberapa di antara mereka tidak ‘beruntung’ dan nyawanya tidak terselamatkan. Melihat kasus Casillas muncul sebuah pertanyaan “Mengapa atlet rentan kena serangan jantung?”.

Logikanya, atlet, dengan hidup yang sehat dan olahraga rutin, seharusnya bisa terbebas dari serangan jantung. Faktanya tidak demikian.

Menurut Owen Anderson dalam buku berjudul “Heart attack risks are greater for athletes who compete in endurance sports”, atlet-atlet justru rentan dengan dua penyakit serius: Alzheimer dan serangan jantung.

Risiko serangan jantung kepada atlet terjadi karena peningkatkan kandungan bernama enzim cardiac troponin I. Enzim tersebut meningkat karena beberapa kondisi, di antaranya aktivitas dan usia.

Enzim cardiac troponin akan meningkat karena aktivitas intens atlet dalam melakukan sesi latihan (khususnya latihan fisik), pertandingan resmi. Enzim itu akan ada setidaknya satu-dua pekan. Andai tubuh atau fisik tak mampu mengimbangi peningkatan itu, maka semakin riskan juga mereka terkena serangan jantung.

Selain Casillas, tiga pesepakbola berikut ini juga pernah terkena serangan jantung. Siapa saja?

1. Fabrice Muamba

Pada Maret 2012, Fabrice Muamba terkena serangan jantung kala timnya, Bolton Wanderers, tengah bertanding melawan Tottenham Hotspur di ajang Piala FA. Muamba langsung dilarikan ke Rumah Sakit London Chest.

Mantan pemain timnas Inggris U-21 mendapatkan perawatan intensif di ambulans dan juga di rumah sakit. Jantungnya berhenti berdetak selama 78 menit. Laga ditunda kala itu dan juga di laga berikutnya melawan Aston Villa.

Pasca mendapatkan perawatan intensif, nyawa Muamba terselamatkan dan dua pekan setelahnya Muamba keluar dari rumah sakit seraya tersenyum, memberi kabar baik kepada fans. Pada Agustus 2012 Muamba memutuskan pensiun setelah mendapatkan saran dari tim medis.

2. Abdelhak Nouri

Gelandang kelahiran Amsterdam, 2 April 1997 merupakan salah satu talenta muda Ajax Amsterdam yang bermain pada medio 2015-2017. Sayang, talentanya tidak bisa berkembang lebih jauh lagi karena Abdelhak Nouri disarankan untuk pensiun muda.

Pada 8 Juli 2017, Nouri, yang baru berusia 20 tahun, jatuh pingsan kala bermain di laga uji coba melawan Werder Bremen karena serangan jantung. Nouri langsung dilarikan ke rumah sakit dengan menggunakan helikopter dan kondisinya stabil setelah mendapatkan perawatan.

Kendati demikian, lima hari setelahnya, Nouri, dikabarkan Ajax, menderita luka permanen pada bagian otaknya. Nouri dalam kondisi koma. Nouri baru sadar kembali pada Agustus 2018 dan sudah mulai berkomunikasi dengan keluarganya.

3. Daniel Engelbrecht

Pesepakbola profesional yang lebih banyak menghabiskan kariernya di divisi bawah sepak bola Jerman. Pada 20 Juli 2013, kala sedang dipinjamkan VFL Bochum ke Stuttgarter Kickers, Engelbrecht, terjatuh karena serangan jantung saat sedang bertanding melawan Rot-Weiss Erfurt.

Engelbrecht dinyatakan memiliki gangguan detak pada jantungnya dan menjalani empat kali operasi. jantung Engelbrecht dipasangi stimulator detak jantung dan setelah menanti selama 17 bulan, ia kembali bermain pada November 2014.

Engelbrecht jadi pesepakbola profesional pertama yang bermain dengan stimulator detak pada jantungnya. Pemain berusia 28 tahun bermain sampai 2017 bersama Rot-Weiss Essen.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?