DBasia.news – Vigit Waluyo akhirnya angkat bicara soal kabar yang menyebutkan dirinya bilang Persija Jakarta menjadi juara Liga 1 2018 karena sudah diatur. Vigit membantah kabar tersebut melalui satu kuasa hukumnya M. Sholeh.
Manajemen Persija berang karena nama Macan Kemayoran juga dicatut saat Vigit memberikan keterangan media di Polda Jawa Timur (Jatim) 2019. Setelah konferensi pers itu, sejumlah media menulis jika Vigit menyebut gelar juara Persija sudah di-setting.
Agar informasi tidak semakin terdistorsi, pihak Vigit Waluyo memberikan klarifikasi. Melalui salah kuasa hukumnya, M. Sholeh, Vigit membantah bahwa ia menuding gelar juara Persija sudah di-setting oleh ‘invisible hand’, alias mafia sepak bola.
“Pak Vigit tidak pernah menyatakan juara sudah di-setting. Yang diterangkan adalah jadwal kompetisi liga yang bisa di-setting. Hal itu terlihat di mana klub yang mendapatkan laga terakhir di home, itu yang diuntungkan,” jelas Sholeh.
Memang, pada saat itu Vigit tengah bercerita mengenai penjadwalan dan penugasan wasit. Menurut Vigit, kedua hal ini bisa berpengaruh terhadap sebuah klub. Klub yang biasanya bermain home pada partai akhir, acap kali diuntungkan.
Kemudian salah seorang wartawan bertanya tentang Persija. Macan Kemayoran menghadapi Mitra Kukar pada partai pamungkas Liga 1 2108. Pertandingan itu dimenangkan oleh Persija, dan mereka mengunci gelar juara Liga 1 2018.
Vigit menjawab, “Walaupun saya tidak menonton pertandingan saat itu, tapi asumsinya seperti itu. Karena pengalaman saya di sepak bola. Karena pertandingan di akhir kompetisi memang rawan.”
Sholeh pun meminta semua pihak untuk mendengarkan kembali rekaman konferensi pers Vigit di Polda Jatim. “Coba didengar lagi rekaman tanya jawab Pak Vigit dengan media. Kan tidak ada pernyataan juara di-setting. Yang di-setting itu jadwal,” tutup Sholeh.