DBasia.news – Chelsea harus rela menerima fakta pahit posisi mereka di empat besar direbut oleh Arsenal karena keunggulan defisit gol. Itu dipastikan setelah Chelsea kalah dua kali beruntun di Premier League melawan Arsenal dan Bournemouth.
Melihat penampilan buruk yang tengah dihadapi The Blues, membuat posisi Maurizio Sarri sebagai manajer utama disinyalir langsung mendapatkan tekanan dari para supporter maupun petinggi klub. Seperti diketahui, manajer sebelumnya Antonio Conte harus dipecat oleh pihak klub pada akhir musim 2017/18 lalu, dikarenakan gagal mengantarkan Chelsea ke kompetisi Champions League.
Dinilai mempunyai nasib yang sama seperti Conte apabila gagal memperbaiki performanya, Sarri langsung buka suara. Menurut pria yang gemar merokok ini, jika pekerjaannya sebagai pelatih sepakbola memang selalu mempunyai risiko tinggi. Selain itu, dirinya beranggapan kalau tekanan di Napoli lebih tinggi ketimbang bersama Chelsea.
“Pekerjaan saya memang selalu beresiko. Meski begitu, saya tetap mencintai pekerjaan sebagai pelatih, karena saya terus berkembang di bawah tekanan yang ada,” ujar Sarri dikutip dari Sky Sports.
“Saat saya tiba dari Napoli, mereka berada di Champions League untuk ketiga kalinya secara beruntun. Tekanan di sini (Chelsea) sangat tinggi, namun bukan berarti di Napoli tidak. Saya rasa tekanan lebih banyak ada di Napoli, sebab Napleas satu-satunya kota di Italia yang hanya mempunyai satu tim, jadi tekanan besar itu datang dari para supporter,” tutupnya.