DBAsia News

PSSI, PT LIB, Klub, dan Panpel Wajib Tingkatkan kompetensi

Imam Nahrawi

DBasia.news – Pertemuan digelar antara Kemenpora, PSSI, Klub, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), perwakilan suporter, dan Kepolisian.

Pertermuan di Auditorium Kemenpora Jakarta, Senin (1/10). menindaklanjuti kejadian pengeroyokan yang memakan korban jiwa jelang partai Persib Bandung kontra Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Dalam kesempatan itu Menpora, Imam Nahrawi menjelaskan bahwa pertemuan ini berdasarkan instruksi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

“Ini instruksi presiden utuk segera duduk bareng bersama stakeholder olahraga, dari pertemuan siang hari ini kita lakukan adalah hal besar, ini yang pasti akan memberikan dampak yang besar juga bagi persatuan sepak bola bangsa,” kata Menpora Imam Nahrawi.

Pertemuan menjadikan sosok penting dalam sepak bola menjadi pembicara. Diantaranya Wakil Ketua Umum Joko Driyono mewakili PSSI, Ponaryo Astaman mewakili APPI, Tommy Ermanto dari Pusamania yang mewakili suporter.

Joko Diriyono dalam kesempatannya menyampaikan tiga poin. Diantaranya soal tindak lanjut PSSI terhadap kasus kematian suporter, posisi suporter, dan tanggung jawab.

Sementara itu Haruna Soemitro sebagai manajer klub Madura United dan mewakili klub peserta Liga 1 menjelaskan posisi suporter. Ia juga mengharapkan sepak bola tak menampilkan kengerian lagi, salah satunya dengan mengimplementasikan slot lima persen untuk suporter tamu.

“Sepak bola selalu agung-agungkan respek dan itu ditulis di a-board di stadion. Sampai hari ini implementasi jargon itu hanya untuk pemain ke pemain, pemain ke wasit, atau respek yang di lapangan. Padahal penting, respek klub ke suporter dan sebaliknya,” kata manajer Madura United Haruna Soemitro.

 

Haruna Soemitro


“Suporter tanpa sepak bola, tidak mungkin dikatakan suporter. Klub tanpa suporter juga tidak ada sepak bola. Kami ingin solusi konkret.”

Diskusi juga melibatkan Badan Intelkam Mabes Polri, Komisi X DPR RI, pengamat sosial, pemimpin redaksi, sebagai pembicara.

10 poin mengakhiri pertemuan, yang dituliskan dalam kain panjang yang kemudian ditandatangani oleh kelompok suporter.

Berikut 10 Poin Sikap:

  1. Tolak kekerasan dalam bentuk apapun di dalam stadion, di luar stadion, dan area lainnya,
  2. Tolak segala bentuk dukungan yang bernada provokatif seperti nyanyian hinaan, spanduk rasis, atau koreo negatif serta bentuk provokatif lainnya,
  3. Tolak segala bentuk provokatif di media sosial,
  4. PSSI dan klub bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan terhadap suporter sampai ke akar rumput,
  5. PSSI, PT LIB, klub, dan panpel wajib meningkatkan kompetensi dalam penyelenggaraan pertandingan,
  6. Bersedia mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh aparat,
  7. Sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oknuk suporter harus tegas dan memberikan efek jera kepada semua pihak tanpa terkecuali dengan mengacu pada Statuta PSSI serta memenuhi rasa keadilan masyarakat,
  8. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pembinaan suporter sepakbola sampai ke akar rumput,
  9. Setiap pelanggaran yang menyebabkan permusuhan, kekerasan, dan hilangnya nyawa, maka pihak-pihak terkait wajib memberikan sanksi,
  10. Aparat keamanan dituntut untuk tegas dalam mensortir setiap penonton yang akan memasuki stadion.

 

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?