DBasia.news – Uang sebesar Rp 50 miliar dikeluarkan Persija Jakarta di Liga 1 2018. Hal tersebut diungkapkan oleh Gede Widiade, Direktur Utama (Dirut) Macan Kemayoran.
Gede menyebut tim lain hanya mengeluarkan Rp 30-40 milar di musim ini. Meski begitu, pengusaha asal Jawa Timur itu tetap menyebut Persija sebagai tim yang miskin.
Gede blak-blakan soal nominal itu ketika disinggung pernah menerima suap untuk pengaturan skor atau tidak. Gede menyatakan pernah dituduh menerima suap dengan nominal Rp 100 juta.
“Persija pengeluaran di tahun ini hampir Rp 50 miliar. Tim kami tidak punya lapangan dan tim miskin. (Tim lainnya) cuma Rp 30-40 miliar,” ujar Gede dalam acara Diskusi PSSI Pers di Jakarta Selatan, Jumat (30/11).
Isu match fixing di Liga Indonesia memang makin gencar. Gede mengaku tidak pernah tergiur untuk menerima suap demi memulusukan praktik pengaturan skor.
“Match fixing di Indonesia sudah biasa. Tapi, harus ada buktinya. Buat apa membicarakan itu kalau malingnya mengaku, tapi tidak ditangkap,” kata Gede.
“Masyarakat harus laporkan, jangan cuma teriak. Kalau jelas ada yang disebut nama, ya tangkap saja,” imbuh mantan COO Bhayangkara FC ini.
