DBAsia News

Persib Ingin Kembali Banding soal Sanksinya

Persib

DBasia.news – Persib Bandung merasa kurang puas dengan keputusan Komisi Banding (Komding) PSSI soal sanksi yang diterima tim Maung Bandung. Untuk itu, manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, memastikan akan kembali melakukan banding kepada Komisi Banding PSSI.

Dalam surat bernomor 07/KEP/KB/LIGA1/XI/2018, Persib Bandung sudah mendapatkan izin untuk menggelar pertandingan dengan penonton. Akan tetapi, penonton itu tidak diperbolehkan menggunakan atribut seperti kaos, bendera, yel-yel, nyanyian, konfigurasi, pamflet, spanduk yang menunjukkan identitas Persib hingga setengah musim 2019.

Apabila dalam setengah musim kompetisi 2019 Persib Bandung melanggar putusan, maka akan dihukum secara otomatis berupa larangan melakukan pertandingan home Persib Bandung dengan tanpa penonton sampai dengan akhir musim kompetisi tahun 2019.

“Ini aturan sudah gila. Saya akan lakukan banding lagi. Karena aturannya sudah tidak benar. Saya akan minta keadilan,” kesal Umuh, Kamis (22/11).
Umuh merasa timnya dikerjai habis-habisan oleh PSSI dengan sanksi-sanksi yang dikeluarkan. Padahal banyak tim lain yang melakukan pelanggaran berat, namun sanksi yang diberlakukan lebih berat diberikan kepada timnya.

“Lihat tim lain, penontonnya masuk ke lapangan dan memukul pemain dan segala macamnya. Tapi hukumannya tidak berat dan pemainnya tidak mendapatkan hukuman. Tapi Persib, segala hukuman dikeluarkan. Ini yang buat saya stres,” tegasnya.

Pelatih Persib Bandung, Mario Gomez, pun mengaku bingung dengan hasil banding yang dikeluarkan Komisi Banding PSSI terhadap timnya.
“Saya membaca berita bahwa di musim depan, kita sudah bisa bermain di GBLA dengan fans.

Tapi tanpa bendera, tanpa chant, tidak bisa teriak, tidak ada biru-biru di lapangan. Saya tidak mengerti. Bisakah seseorang menjelaskan pada saya kenapa fans tidak bisa melakukan itu,” kata Gomez.

Menurutnya, aturan itu baru pertama kali ditemukan sejak dia terlibat di dunia olahraga sepak bola. Kondisi ini yang membuatnya bingung berkiprah di sepak bola Indonesia.
“Banyak orang yang bilang ini sering terjadi di Indonesia. Saya mengerti. Tapi sayang, ini negara yang sangat baik, saya harap kita bisa memberikan hal kecil untuk dapat mengembangkan sepak bola di sini,” katanya.

Kondisi ini, lanjut Gomez hampir sama terjadi di negara asalnya Argentina. Namun di Indonesia, sepak bola tidak berkembang karena aturannya yang kerap melakukan kesalahan.
“Tapi terserah kalian, ini negara kalian, bukan negara saya. Tapi di sini banyak lapangan yang bagus, fans yang baik, orang-orang yang baik, saya harap kalian bisa berkembang di banyak hal, bagaimana caranya? Saya tidak tahu,” tandasnya.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?