DBasia.news – Jose Mourinho membuka suara soal Manchester United yang banyak dihadiahi penalti musim ini. Ia beranggapan bahwa penalti yang diraih setan merah adalah sebuah bantuan.
Melempemnya serangan Tottenham berbanding lurus dengan laju kurang impresif di Liga Inggris. Setelah lockdown, Spurs cuma mampu membuat lima gol dalam lima pertandingan dan hanya dua kemenangan yang bisa diraih.
Tottenham terpaku di peringkat sembilan klasemen sementara dengan perolehan 49 poin. Mengingat kompetisi tinggal menyisakan empat pertandingan saja, peluang lolos Tottenham ke Liga Champions musim depan tampak sulit dicapai karena masih tertinggal 10 poin dari Leicester City di posisi empat.
Di sisi lain Manchester United justru sedang garang usai meraup tujuh kemenangan dalam 10 pertandingan terakhir. Bekas tim asuhan Mourinho itu bahkan mengemas 15 gol di lima laga sejak lockdown, termasuk kemenangan kontroversial di markas Aston Villa 3-0.
“13 penalti United itu adalah sebuah bantuan. Sebuah bantuan!” ceplos Jose Mourinho dilansir Metro.
Pada pertandingan di Villa Park, MU menciptakan rekor usai memperoleh penalti ke-13 karena pelanggaran terhadap Bruno Fernandes. Belakangan Premier League mengakui bahwa keputusan tersebut keliru.
Sedangkan Manajer Tottenham tersebut dibuat frustrasi oleh VAR karena timnya dua kali dirugikan. Dalam kekalahan 1-3 dari Sheffield United, gol Harry Kane, kemudian The Lilywhites tidak dihadiahi penalti usai Kane didorong lawan dalam hasil seri 0-0 kontra Bournemouth.
Saat ditanya bagaimana Fernandes diberi penalti setelah klaim penalti dalam insiden-insiden Kane ditolak, Jose Mourinho menjawab: “Tanya saja wasit, jangan saya.”
“Saya tidak tahu siapa wasitnya – oh itu Jonathan Moss. Tapi saya tidak tahu siapa yang memegang kendali VAR di Villa. Di pertandingan kami kan Paul [Tierney], wasit di lapangan, dan bos wasitnya adalah Michael Oliver. Saya pikir Anda seharusnya punya akses kepada mereka. Saya tahu aturan tidak memperbolehkan. Saya pikir Anda mesti punya akses kepada mereka, dan bertanya langsung mengapa.”