DBAsia News

Ketika Van Dijk Dianalogikan Sebagai Benteng Permainan Catur

Virgil van Dijk

DBasia.news – Bila memakai analogi benteng dalam permainan catur, Liverpool juga punya sosok tersebut dalam diri Virgil van Dijk. Pemain tim nasional Belanda itu membuat pertahan The Reds kokoh.

Benteng dalam permainan catur memiliki gerakan terbatas. Ia hanya bisa maju, mundur, kekanan dan kekiri dalam satu garis lurus. Meski begitu, benteng punya peranan besar dalam permainan di papan hitam putih tersebut.

Selain postur besar dan rambut ikal, tak banyak yang bisa menjadi ciri khas Van Dijk. Sang pemain lebih banyak menutup mulut, namun fokus menjaga barisan pertahanan.

Van Dijk meniti karier bersama klub asal Belanda, Willem II. Setelah itu, ia menuju FC Groningen dan Celtic. Pada awal September 2015, Southampton menarik sang pemain dengan mahar 14,5 juta pounds.

Southampton dan Premier League membuat kemampuan Van Dijk berkembang. Kendati berbadan besar, dia mampu menyaingi kecepatan para penyerang lawan.

Penampilan Van Dijk yang mengilap membuat Liverpool tersengsem. Seolah menjadikan Southampton sebagai pasar belanja pemain, The Reds rela menggelontorkan dana hingga 70,92 juta pounds untuk Van Dijk.

Pada awalnya, nilai transaksi menjadi celah bagi kaum skeptis untuk mengkritik Van Dijk. Dia dianggap tak pantas dibanderol sebesar itu. Namun kini, Van Dijk telah membungkam kritik yang ditujukan kepadanya.

 

Virgil van Dijk


Silahkan Anda tarik napas sebentar sembari bersiap mencermati statistik yang menggambarkan kebolehan Van Dijk.

Dalam 24 pertandingan yang sudah dilalui tanpa kehadiran Van Dijk, 28 kali gawang The Reds terkoyak. Sementara itu, hanya 10 clean sheet yang berhasil ditorehkan. Semua catatan itu terangkum sejak musim 2017-2018.

Akan tetapi, ketika Van Dijk beraksi mengadang serangan dalam 23 pertandingan, The Reds hanya kebobolan 13 kali. Sedangkan catatan clean sheet menyentuh angka 12 pertandingan.

Selain piawai menjaga sarangnya, Van Dijk juga punya kelebihan saat membantu serangan. Pada musim lalu, sang pemain mencetak satu gol. Sementara itu, pada musim 2018-2019 sudah satu kali rekannya diberikan assist matang.

Performa Van Dijk jelas memberikan lompatan kualitas pada sektor belakang Liverpool. Ujung-ujungnya, asa The Reds untuk meraih gelar kembali berkobar.

Hingga pekan kedelapan Premier League 2018-2019, Liverpool menemani Manchester City sebagai tim yang paling sedikit kebobolan. Rinciannya, The Reds hanya tiga kali kebobolan dan 15 kali mencetak gol.

Setelah membaca narasi di atas, terbukti bukan bila Virgil van Dijk adalah benteng dalam permainan catur Liverpool? Kalau tidak, mungkin Anda suporter rival Liverpool.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?