DBAsia News

Jose Mourinho Beberkan Alasan Jarang Mainkan Mo Salah di Chelsea

Mohamed Salah


DBasia.news –  Mahar 42 juta euro dikeluarkan Liverpool untuk memboyong Mohamed Salah dari AS Roma pada musim 2017-18. Pada awal kedatangannya, Mo Salah diragukan bisa memberikan dampak instan kepada Liverpool.

Namun yang terjadi malah sebaliknya, Salah berhasil membungkam semua keraguan dan langsung menjadi sosok tak tergantikan di lini depan tim. Raihan 44 gol dan 16 assist yang dia torehkan sukses mengantarkan ​The Reds mengakhiri musim di posisi empat sekaligus melaju ke partai final ​Champions League — meski kemudian harus mengakui keunggulan sang juara bertahan, ​Real Madrid dengan skor 3-1.

Kini di musim 2018/19, Salah pun masih diandalkan Jurgen Klopp dan sudah mengoleksi 20 gol dan delapan assist. ​Liverpool juga berada di posisi dua klasemen sementara sekaligus masih berpartisipasi di kompetisi​ Champions League.

Kendati demikian, publik masih belum lupa dengan masa-masa sulit yang dialami Salah saat dirinya masih memperkuat ​Chelsea di musim 2013/14 hingga 2014/15. Dia tak menjadi pilihan utama Jose Mourinho dan akhirnya harus rela dipinjamkan ke Fiorentina dan AS Roma.

Publik pun dibuat penasaran akan hal apa yang membuat manajer asal Portugal itu memilih untuk tak memainkan Salah dan bahkan meminjamkannya ke klub lain. Setelah sekian lama bungkam, Mourinho pun akhirnya buka suara dan menjelaskan hal apa yang membuat pemain berusia 26 tahun itu tak masuk dalam skema permainan ​The Blues.

“Mohamed Salah dibeli ​Chelsea dari FC Basel. Saat itu dia merupakan seorang pemain yang masih berusia sangat muda, kesepian, naif dan memiliki fisik yang rapuh,” ungkap Mourinho seperti dilansir ​Evening Standard.

Meski akui bahwa Salah tidak masuk dalam skema permainan timnya, kini Mourinho pun merasa kagum dengan perkembangan yang diperlihatkan pemain kelahiran Nagrig, Mesir tersebut.

“Salah memutuskan untuk menjalani masa peminjaman bersama AS Roma dan Fiorentina, lalu kemudian kembali mengadu nasib di Inggris. Kini proses adaptasinya juga berjalan dengan baik. Dia layak menjajal kompetisi sulit Eropa dan sudah lebih memahami ritme permainan serta lebih kuat dari segi fisik sekaligus memiliki rasa percaya diri tinggi,” tutupnya.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?