DBasia.news – AC Milan gagal menembus final Coppa Italia karena kekalahan 0-1 dari Lazio di leg dua semifinal Coppa Italia di San Siro, Kamis (25/4) dini hari WIB. Satu-satunya gol di laga itu dicetak Joaquin Correa.
Kekalahan itu jadi kekalahan keempat dari tujuh laga di seluruh kompetisi – hanya sekali menang. Penampilan Milan itu selayaknya memperlihatkan skuat memiliki dua kepribadian karena mereka sempat tak terkalahkan dalam 10 laga sejak Januari 2019.
Milan tidak memperlihatkan mentalitas bermain tim besar yang sudah pernah menjuarai tujuh titel Liga Champions. Malah, Lazio lebih superior ketimbang mereka di San Siro melalui 17 tendangan dan 10 tendangan tepat sasaran.
Milan hanya melepaskan sembilan percobaan tendangan dengan dua sepakan tepat sasaran. Penguasaan bola yang mereka miliki tidak berarti banyak melawan determinasi pemain Lazio yang mencapai final ketiga dalam lima tahun terakhir.
“Satu-satunya yang memperlihatkan hati, passion, determinasi, dan ide-ide (bermain), bahkan malam ini, adalah fans Milan. Memalukan,” ucap Matteo Salvini, Perdana Menteri Dalam Negeri Italia yang merupakan fans Milan.
Gennaro Gattuso, pelatih Milan, yang terkenal blak-blakan dalam setiap ucapannya sampai malu melihat penampilan timnya sendiri. Tanpa menutupi fakta yang ada, Gattuso menilai Lazio memang layak menuju final Coppa Italia.
“Kami bertahan dengan baik di babak pertama, tapi setelah jeda Lazio punya tiga peluang. Kami tidak mengalirkan bola dengan cukup,” ucap Gattuso, dikutip dari Football-Italia.
“Kami harus berusaha memahami mengapa kami dalam tren negatif. Lazio pantas untuk lolos dan fans pantas mendapatkan yang lebih pada malam ini.”
“Ada sesuatu yang tidak berhasil dan kami kesulitan sejak bulan lalu. Saya pikir ini bukan hanya soal fisik, tapi juga mental, dan taktikal karena kami tampil di bawah kemampuan kami.”
“Saya pikir ini bukan masalah terkait sistem atau individu, tapi seluruh tim mengambil langkah mundur. Kami bermain tidak lepas dan harus membayar mahal. Kami sudah mencoba memainkan laga hidup mati pada hari ini, tapi tidak berhasil. Tidak ada gunanya menyangkal, kami malu pada malam ini dan harus menatap ke depan,” jelasnya.
Simone Inzaghi, pelatih Lazio, justru menilai Milan seharusnya bersyukur memiliki kiper berpengalaman dan berkualitas, Pepe Reina, yang menjaga gawang Milan kebobolan lebih dari satu gol.
“Kami meraih sesuatu yang sangat hebat dan sangat layak diterima anak-anak di San Siro. Kami sepenuhnya layak lolos, tapi sekarang kami harus fokus ke Serie A untuk membangun momentum sebelum final. Kami bisa saja unggul lebih awal, tapi Pepe Reina tampil dengan sangat baik,” papar Inzaghi.
“Saya pikir Thomas Strakosha (kiper Lazio) tidak melakukan satu pun penyelamatan. Saya ingin memuji para pemain ini, yang bermain dengan kegigihan,” lanjutnya.
Tersingkir dari Coppa Italia, Milan kini akan berusaha menjaga posisi di empat besar klasemen Serie A di lima laga tersisa dari kejaran Atalanta, AS Roma, Lazio dan Torino. Milan meraih 56 poin diikuti Atalanta (56 poin), Roma (55 poin), Torino (53 poin), dan Lazio (52 poin).
Di lima laga terakhirnya, Alessio Romagnoli dkk akan melawan Torino (29/4), Bologna (7/5), Fiorentina (12/5), Frosinone (19/5), dan SPAL (26/5).