DBAsia News

Dihukum Komdis, Arema FC Tak Akan Ajukan Banding

Arema FC

DBasia.news –  Mengajukan banding merupakan hal bagi semua pihak yang terhukum oleh Komisi Disiplin. Namun manajemen Arema FC memutuskan untuk tidak menggunakan haknya tersebut.

Arema FC dijatuhi sanksi oleh Komdis PSSI terkait pelanggaran regulasi pada laga pekan ke-24 Liga 1 2018 antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Arema FC mendapat sanksi menggelar pertandingan kandang tanpa suporter hingga akhir musim. Lalu tim Arema FC tidak boleh didampingi suporter saat menjalani laga tandang sampai akhir musim. Arema FC mendapat denda 100 juta.

Sanksi lainnya berkaitan dengan Aremania. Di mana dirigen Aremania Yuli Sumpil, serta Aremania bernama Fandy, tidak boleh datang ke stadion wilayah Republik Indonesia seumur hidup untuk menyaksikan pertandingan.

Sanksi itu diberikan akibat tingkah laku Yuli Sumpil dan Fandy melakukan provokasi terhadap tim Persebaya saat pemanasan jelang laga, hingga masuk ke dalam lapangan. Belum lagi, suporter menyalakan flare dan masuk ke dalam lapangan usai laga.

Menurut CEO Arema FC, Iwan Budianto, secara prinsip pihaknya menerima apapun yang menjadi keputusan Komdis PSSI, kendati secara obyektif hukuman ini dirasa sangat berat bagi kelangsungan hidup klub.

Iwan Budianto menambahkan, dampak yang dirasakan juga akan berimbas bagi pelaku usaha kecil, seperti asongan dan pedagang kaki lima yang mendapat rejeki saat pertandingan. Efek lainnya yakni pada sisi kontribusi penerimaan pajak daerah yang juga akan terhambat.

“Dampak yang lain tentu menjadi keresahan warga Malang Raya, di mana Arema FC yang selama ini menjadi salah satu hiburan yang banyak diminati masyarakat Malang Raya, bahkan juga menjadi image bersama yang dimanfaatkan sebagai brand usaha kecil masyarakat.

Dengan sanksi ini akan sangat berpengaruh terhadap aktifitas dan pendapatan mereka. Bahkan, Arema FC harus menegoisasi ulang kerjasama sponsorship dengan pihak sponsor yang selama ini sudah terjalin,” ujar pria yang akrab disapa IB tersebut.

Meski begitu, lanjut IB, Arema FC sebuah klub yang menjunjung tinggi integritas sepak bola itu sendiri. Bahwa setiap upaya penegakan regulasi harus dihormati dan dipatuhi.

“Jangankan dihukum sampai akhir musim, Sejujurnya Arema FC ikhlas jika harus dihukum 10 tahun tanpa penonton dan sanksi lainnya, asalkan mampu membawa revolusi perubahan perilaku positif bagi suporter Indonesia. Kita siap menjadi martir perubahan kebaikan dalam sepak bola kita,” ujarnya.

“Kita tidak akan mengajukan banding. Namun akan berada di barisan terdepan untuk membangun kesadaran para suporter utamanya Aremania agar berubah menjadi lebih baik,” tegasnya.

Dalam kesempatan ini, IB tetap memohon agar Aremania mawas diri dan intropeksi, terpenting tetap menjaga keutuhan dan persatuan antar Aremania.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?