DBasia.news – Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini tak bisa menyembunyikan perasaannya yang begitu hancur ketika timnya disingkirkan PSG dengan cara tragis. Dua gol di pengujung laga memupus mimpi duta Serie A Italia ini melakukan gebrakan di Liga Champions 2019/20.
Padahal presiden Atalanta Antonio Percassi hanya menargetkan Gasperini untuk selalu mengamankan 40 poin di Serie A agar klub selamat dari terdegradasi. Tetapi musim ini, Atalanta menjalani musim bak kisah Cinderella, baik di kancah domestik dan Eropa.
Sukses mengamankan tempat di posisi tiga besar klasemen akhir, Atalanta berada di fase perempat-final UCL.
Gasperini di ambang membuat semi-final bersejarah pada laga Rabu malam. Nahas, PSG sukses membalikkan keadaan 2-1 di Lisbon.
Gol Mario Pasalic di babak pertama tampak akan mengamankan laju Atalanta ke semi-final, sampai akhirnya mereka harus patah hati ketika Marquinhos mencetak gol penyama di menit ke-90 sebelum Eric Maxim Choupo-Moting mencetak gol penentu kemenangan Les Parisiens tiga menit berselang.
“Kami sangat kecewa, karena kami merasa kami hampir mencapai semi-final,” tutur Gasperini kepada Sky Sport Italia.
“Itu mungkin akan jadi hal yang luar biasa [bisa ke semi-final]. Tapi ini [berhenti di perempat-final] juga sungguh luar biasa. Kami ingin meningkat musim depan. Mungkin bukan dari segi hasil, tapi sebagai tim,” jelasnya.
“Kami menuntaskan Serie A di posisi ketiga dalam dua musim beruntun, tapi ada tim yang 10-12 poin di belakang kami yang tidak akan berada di posisi itu lagi. Kami tidak pernah memulai musim dengan menargetkan Scudetto. Kami menargetkan untuk membangun dan meningkat, lalu melihat bagaimana perkembangannya,” urai Gasperini.
“Target kami selalu ditetapkan seiring berjalannya waktu. Faktanya, sang presiden selalu membuat ketetapan dengan mengatakan, kami perlu 40 poin untuk bertahan di Serie A! Kami meningkatkan standar, kami sangat senang bisa kembali ke Liga Champoins, karena ini sudah sebuah kesuksesan,” tandas Gasperini.
Gasperini, yang Atalanta di bawanya mencetak rekor 98 gol di musim 2019/20, melanjutkan: “Penyesalan terbesar adalah kami dalam posisi hampir dan kami berpikir kami mungkin meraih pencapaian luar biasa.”
“Kepuasan ini akan menancap, karena kami menjalani kampanye Liga Champions secara fantastis, terus meningkat melawan tim-tim terbaik di Eropa. Saya hanya bisa berterima kasih kepada anak-anak atas apa yang mereka gapai sepanjang musim ini,” kata Gasperini lagi.
“Ini mengecewakan karena kami hampir saja [lolos ke semi-final]. Ada beberapa pemain terbaik dunia, [Kylian] Mbappe dan Neymar, yang di titik tertentu benar-benar menghidupkan mereka [PSG],” jelasnya.
“Kami mungkin kecolongan gol lebih awal, dengan cara yang mungkin lebih baik, karena kebobolan di menit-menit akhir sungguh amat menyakitkan. Kami melakukan semua yang kami bisa di pertandingan yang sangat sulit dan melelahkan, jadi saya hanya bisa berterima kasih kepada para pemain,” paparnya.
“Liga Champions adalah kompetisi yang sangat spesial dan saya teringat ucapan Jose Mourinho bahwa ini adalah kompetisi detail. Detail yang membuat perbedaan ketika pertandingan begitu berimbang dan bisa berjalan ke satu arah atau arah yang lain,” sambung Gasperini.
“Bagaimana pun, kami memimpin selama 90 menit. Kami tentu saja sangat siap dalam permainan bola mati. Ada kans Berat Djimsiti, dan mungkin bisa berakhir lebih baik dalam beberapa serangan balik, tapi sekali lagi, ini semua adalah tentang detail,” pungkas Gasperini.
-
Tingkat Kesulitan Sisa Laga Juventus, Milan, Atalanta, Napoli, dan Lazio
-
Gian Piero Gasperini Berpotensi Hengkang dari Atalanta
-
Tak Mau Terulang seperti Musim Lalu, Atalanta Mulai Unjuk Gigi di Liga Champions
-
Jika Gagal Datangkan Sancho, Manchester United Ingin Datangkan Winger 18 Tahun Atalanta
-
Persiapan Atalanta Minim, Gian Gasperini Cemas