DBasia.news – Pada 1992, Corriere della Sera menulis berita dengan judul ‘Pesepak Bola Melarikan Diri dari Altar Beberapa Jam Sebelum Menikah’. Kabar tersebut sempat membuat heboh pencinta sepak bola di Italia.
Selama berkarier sebagai pesepak bola, mungkin nama Massimiliano Allegri lebih dikenal sebagai pemain yang meninggalkan mempelai wanita. Ya, tulisan di Corriere della Sera itu memang menceritakan tentang Allegri.
Sejak masih muda, Massimiliano Allegri memang dikaruniai wajah yang lumayan menarik. Apalagi, saat itu Allegri berstatus sebagai pesepak bola yang menjadi idola di tanah Italia.
Bagi Massimiliano Allegri, mencari kekasih bukanlah hal yang sulit. Meski karier Allegri sebagai pemain tergolong biasa-biasa saja, dia memiliki kehidupan percintaan yang mengagumkan.
Mari kita mulai dengan wanita yang ditinggalkan Massimiliano Allegri di altar pernikahan, Erika. Gadis cantik itu telah bertunangan dengan Allegri selama empat tahun dan sedang menjalani pendidikan di Universitas.
Massimiliano Allegri
Hari pernikahan yang dijanjikan tiba, gereja sudah dihiasi dengan bunga-bunga, tamu-tamu undangan berdatangan, makan siang mewah telah disiapkan, serta tiket bulan madu romantis sudah dipesan. Namun, apa yang terjadi? Massimiliano Allegri membatalkan pernikahan tersebut.
Saat itu, Massimiliano Allegri baru berusia 25 tahun dan klub yang dia bela, Pescara, baru promosi ke Serie A. Allegri membatalkan pernikahan karena lebih memilih fokus untuk Pescara.
Setelah Erika, sejumlah wanita juga menjadi korban Casanova asal Livorno tersebut. Mulai dari Gloria, Claudia, hingga mantan Model Playboy 2009, Gloria Patrizi.
Meski begitu, Massimiliano Allegri menegaskan tidak pernah berselingkuh setiap menjalin sebuah hubungan. Dalam wawancara dengan Vanity Fair beberapa tahun lalu, Allegri mengaku sebagai lelaki yang setia.
Permainan yang biasa-biasa saja dan status sebagai pesepak bola yang mencampakan pengantin membuat Massimiliano Allegri tidak disukai di Italia. Namun, peruntungan Allegri berubah saat dia banting setir menjadi pelatih.
Seperti kebanyakan pelatih asal Italia, Massimiliano Allegri mengemban pendidikan di Sekolah Kepelatihan milik FIGC yang berada di Coverciano. Allegri disebut-sebut sebagai salah satu lulusan terbaik akademi tersebut.
Pada 2005, Massimiliano Allegri mempresentasikan thesis-nya yang berjudul “Karakteristik Tiga Gelandang di Formasi Tiga Pemain Tengah”. Thesis tersebut membahas karakter gelandang yang dibutuhkan dalam formasi tiga pemain tengah.
Karier Massimiliano Allegri sebagai pelatih mulai menanjak ketika menangani Sassuolo pada musim 2007-2008. Saat itu, untuk pertama kalinya Sassuolo berhasil promosi ke Serie B.
Performa Sassuolo di bawah asuhan Massimiliano Allegri rupanya terdengar hingga ke Cagliari yang berlaga di Serie A. Presiden Cagliari saat itu, Massimo Cellino, membajak Allegri dari Sassuolo.
Pada musim pertamanya bersama Cagliari, Massimiliano Allegri berhasil memenangi gelar Pelatih Terbaik di Italia. Prestasi itu disebabkan keberhasilan Allegri memimpin Cagliari menempati peringkat kesembilan Serie A, prestasi terbaik klub dalam 15 musim.
Saat itu, Massimiliano Allegri mengalahkan Jose Mourinho yang menangani Inter Milan. Namun, Allegri dipecat dari Cagliari pada 13 April 2010 yang menyebabkan fans heran.
Berkat bakatnya, Massimiliano Allegri tidak perlu lama-lama menganggur. Tidak tanggung-tanggung, Allegri langsung dipercaya menangani AC Milan.
Hebatnya, Massimiliano Allegri langsung membuktikan kualitas dengan memenangi Scudetto pada musim pertamanya. AC Milan merengkuh gelar tersebut untuk kali pertama sejak 2004.
Massimiliano Allegri
Namun, lagi-lagi Massimiliano Allegri gagal menunjukkan konsistensi bersama AC Milan. Saat itu para pendukung I Rossoneri menganggap Allegri tidak memiliki wibawa sebagai seorang pelatih.
Prestasi AC Milan yang terus menukik setelah meraih Scudetto membuat fans memintanya dipecat. Permintaan para penggemar dikabulkan petinggi Il Diavolo Rosso pada awal 2014.
Ketika itu banyak yang menganggap karier Massimiliano Allegri sudah berakhir. Padahal, kegagalan di AC Milan akibat kebijakan klub yang kerap menjual para pemain terbaiknya.
Enam bulan berselang, Massimiliano Allegri kembali membuat kejutan. Kali ini, dia ditunjuk menggantikan Antonio Conte yang mengundurkan diri dari Juventus satu hari sebelumnya.
Para pendukung I Bianconeri melakukan protes di depan markas latihan klub. Mereka tidak setuju dengan penunjukkan Massimiliano Allegri.
Akan tetapi, Massimiliano Allegri membuktikan kualitas di atas lapangan. Pada musim pertamanya, Allegri langsung memimpin Juventus lolos ke final Liga Champions untuk kali pertama sejak 2003 dan memenangi gelar ganda, Scudetto serta Coppa Italia.
Sebagai seorang pelatih, Massimiliano Allegri memiliki sentuhan yang luar biasa. Seperti Raja Midas yang sentuhannya menghasilkan emas, Allegri juga memberikan prestasi untuk klub yang dia tangani.
Sassuolo dibawa promosi ke Serie B untuk kali pertama, sementara Cagliari meraih prestasi tertinggi di Serie A setelah 15 tahun. Di AC Milan, dengan materi pemain ala kadarnya selalu masih bisa bersaing memperebutkan empat besar.
Juventus menjadi pembuktian talenta Massimiliano Allegri. Mantan pemain Napoli itu memimpin La Vecchia Signora menguasai Italia dengan memenangi Scudetto dan Coppa Italia dalam empat musim beruntun.
Bakat Massimiliano Allegri semakin diakui ketika menukangi Juventus. Dalam beberapa musim terakhir, pria yang kini berusia 51 tahun itu sempat dikaitkan dengan Arsenal, Barcelona, dan Real Madrid.
Massimiliano Allegri
Liga Champions masih menjadi ‘Moby Dick’ bagi Massimiliano Allegri. Juventus berbenah dengan mendatangkan sejumlah pemain berkualitas seperti Cristiano Ronaldo dan Leonardo Bonucci untuk memenangi trofi ‘Si Kuping Besar’.
Mungkin, hingga saat ini Massimiliano Allegri masih dihantui keputusan meninggalkan pengantinnya di altar 26 tahun silam. Namun, Juventus membutuhkan sentuhan ‘Tangan Midas’ dari Casanova asal Livorno itu untuk memenangi Liga Champions.
Buon Compleano, Mister Massimiliano Allegri!
-
Datangkan Vlahovic, Juventus Harus Bisa Ambil Posisi Empat Besar
-
Dybala Bicara Soal Kondisi Cederanya Saat Bela Timnas Argentina
-
Veteran Juventus Sebut Ronaldo Hengkang Di Saat yang Tidak Tepat
-
Juventus Punya Catatan Pertahanan Terburuk di Lima Liga Top Eropa
-
Diperkuat Ronaldo, Manchester United Masih Belum Sekuat Para Rival