DBasia.news – Manchester United mencatatkan epic comeback saat menjamu Atalanta pada laga ketiga grup F Liga Champions 2021-2022. Hal ini tak mungkin dilakukan tanpa adanya sinergi antara Ole Gunnar Solskjaer dan pasukannya.
Posisi Solskjaer sebagai manajer memang mulai digoyang. Itu tak lepas dari serangkaian hasil buruk yang diraih Manchester United dalam beberapa laga terakhir.
Tak heran jika muncul dugaan kemampuan Solskjaer mulai diragukan termasuk oleh anak-anak asuhnya tersebut. Hubungan pria berkebangsaan Norwegia itu dengan sejumlah bintang juga dikabarkan mulai merenggang.
Solskjaer dengan tegas membantah rumor tersebut jelang laga kontra Atalanta, Kamis (21/10) dini hari WIB. Ia menyebut hal itu hanya karangan media.
Solskjaer memberi bukti lewat penampilan di lapangan. Para pemain Manchester United tampak ngotot untuk meraih kemenangan.
Kecolongan dua gol lebih dulu tak menyurutkan motivasi para pemain Manchester United. Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan tampil menggila di babak kedua untuk mencetak tiga gol balasan.
Solskjaer mengaku tak pernah meragukan anak asuhnya. Ia bahkan hanya memberi pesan singkat saat jeda untuk membangkitkan moral skuatnya.
“Pastikan mendapatkan gol berikutnya karena kita akan memenangkan pertandingan,” kata Solskjaer kepada BT Sport menirukan pesannya di ruang ganti.
“Selama tidak kebobolan lagi, saya cukup yakin kami akan memenangkan pertandingan. Kami juga menciptakan peluang di babak pertama, itu hanya tentang memanfaatkannya.”
Pesan singkat itu nyatanya mampu diaplikasikan para pemain Manchester United dengan baik. Terbukti, tuan rumah hanya butuh waktu delapan menit untuk mencetak gol pertama usai babak kedua dimulai.
Barisan pertahanan juga bermain lebih solid sehingga Atalanta gagal mencetak gol tambahan. Hal ini menjadi sebuah bukti hubungan Solskjaer dan para pemainnya baik-baik saja.
Meski begitu, Solskjaer memilih merendah. Ia merasa penampilan militan para pemain Manchester United bukan dilakukan untuk mengamankan posisinya dari ancaman pemecatan.
“Jangan pernah memulai dan menghina para pemain. Mereka bermain (mati-matian) untuk Man United,” tambahnya.
“Mereka tahu bahwa mereka adalah pria paling beruntung di dunia. Penggemar bernyanyi di tribun untuk membuat para pemain terus maju dengan keyakinan mereka.”
“Itulah yang Anda lakukan di Manchester United pada malam Liga Champions,” tutupnya.
-
Dean Henderson Semakin Dekat Pindah Ke Newcastle United
-
Scott Minto Prediksi Erik ten Hag Menyesal Bergabung Dengan Machester United
-
Laga Tandang Terlalu Mengerikan Untuk Manchester United
-
Bukan Erik Ten Hag, Mauricio Pochettino Diklaim Lebih Cocok Latih Man United
-
Man United Disarankan Jual Marcus Rashford Dengan Harga Murah