DBAsia News

Persis Tegaskan Tak Ada Intervensi Terkait Pemilihan Widyantoro sebagai Pelatih

Widyantoro

DBasia.news – Persis Solo memutuskan untuk menarik kembali Widyantoro menjadi salah satu staf pelatih mereka. Pria asal Magelang ini sudah berkali-kali melatih Persis.

Namun, ditariknya Widyantoro cukup mengejutkan. Pasalnya, Persis Solo sudah memiliki empat orang dalam tim pelatih. Mulai Agus Yuwono sebagai pelatih kepala, Haryadi Poetol sebagai asisten pelatih, Lukman Afif sebagai pelatih fisik dan I Komang Putra sebagai pelatih kiper.

Bukan itu saja, status Widyantoro pun sejatinya masih terhukum. Sebelum ini, dia mendapat sanksi larangan aktif di persepakbolaan Indonesia selama 12 bulan. Sanksi itu baru lepas pada 12 Oktober mendatang.

Sanksi itu didapat Widyantoro saat masih berstatus sebagai pelatih pada babak 16 besar Liga 2 2017. Komdis PSSI menjatuhkan sanksi pada Widyantoro lantaran dianggap mengancam dan menendang wasit saat laga lawan Cilegon United di Stadion Krakatau Steel, Cilegon.

Sekretaris Persis Solo, Dedi M Lawe mengatakan, keputusan merekrut lagi Widyantoro tak lepas dari prestasinya membawa tim ke babak 8 besar dalam dua musim terakhir. Selain itu, klub merasa punya tanggung jawab moral lantaran selama masa terhukum, Widyantoro tak punya klub.

“Sekarang sedang proses sebagai asisten pelatih ke LIB. Dia baru bisa mendampingi tim di luar bench karena hukuman masih satu bulan lagi,” terang Dedi M. Lawe.

Dia pun memastikan, bergabungnya Widyantoro tak akan berpengaruh pada tugas Agus Yuwono. Pihaknya pun membantah penunjukkan Widyantoro didasari intervensi dari suporter.

“Tidak ada itu dua matahari. Nggak ada tumpang tindih. Statusnya jelas. Dia sebagai asisten,” tuturnya.

Masuknya Widyantoro diharapkan memberi pemikiran baru lantaran posisi Persis Solo sedang terjepit. Meski masih menduduki peringkat tiga klasemen grup barat, selisih poin Persis Solo dengan tim dibawahnya hanya satu sampai dua poin saja. Sekali terpeleset, Persis Solo bisa terpental ke papan tengah, bahkan di atas tim-tim degradasi.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?