DBasia.news – Tanpa kemenangan di tujuh laga beruntun di seluruh kompetisi mengakhiri karier Unai Emery sebagai manajer Arsenal.
“Terima kasih yang paling tulus kami ucapkan untuk Unai Emery dan rekan-rekannya yang tidak berhenti dalam upaya membuat Arsenal kembali bersaing di tingkat atas. Itu adalah apa yang kami semua harapkan dan minta. Kami berharap Unai Emery sukses di masa depan,” jelas pemilik Arsenal, Josh Kroenke, pada laman resmi tim.
Unai Emery mulai menukangi Arsenal pada awal musim lalu. Eks juru taktik Paris Saint-Germain itu melakoni 78 pertandingan dengan perolehan rata-rata 1,87 poin per laga.
“Keputusan telah diambil karena hasil dan kinerja tidak berada pada level yang diperlukan,” lanjut bunyi pernyataan resmi Arsenal.
Saat ini, kursi manajer Arsenal diduduki Freddie Ljunberg. Namun, posisi sang legenda hanyalah manajer interim. Arsenal tetap akan mencari manajer tetap.
“Kami telah meminta Freddie Ljunberg untuk bertanggung jawab sebagai pelatih kepala sementara. Kami punya keyakinan penuh kepada Ljunberg untuk membawa maju,” terang Arsenal.
“Pencarian pelatih anyar sedang berlangsung. Kami akan membuat pengumuman lebih lanjut saat proses tersebut selesai,” The Gunners menerangkan.
Kini, pertanyaan besarnya adalah siapa manajer yang akan menggantikan posisi Unai Emery. Kabar dari Inggris sudah menyebutkan beberapa manajer seperti Mauricio Pochettino, Massimiliano Allegri, Nuno Espirito Santo, dan Mikel Arteta.
Nantinya, manajer anyar Arsenal akan mengemban tugas yang tidak mudah. Ia perlu menyelesaikan beberapa masalah dan mencapai target yang sudah ditentukan. Lantas, apa saja tugas berat pengganti Unai Emery? Berikut lima di antaranya.
Membawa Arsenal Meraih Gelar
Arsenal terakhir kali merengkuh titel Premier League adalah pada musim 2003-2004. Sedangkan, dalam 10 musim terkahir, gelar yang dimenangi pasukan London Merah berlabel kasta kedua seperti Piala FA dan Piala Super Liga Inggris.
Sang manajer anyar punya tugas berat untuk mengakhiri kekeringan gelar bergengsi tersebut. Ia tidak punya banyak waktu karena Arsenal sudah terlalu lama tidak memenangi kejuaraan level teratas.
Kendalanya, skuat Arsenal saat ini belum mampu bersaing dengan klub-klub papan atas di Eropa dan Inggris. Walhasil, jika ingin meraih trofi dengan cepat, sang manajer anyar wajib punya taktik jitu untuk memanfaatkan pemain yang tersedia.
Mengakhiri Musim 2019-2020 pada Posisi Empat Besar
Arsenal tertinggal delapan poin dari Chelsea yang menempati peringkat keempat atau batas akhir zona Liga Champions. Jarak tersebut masih mungkin dipangkas, namun sulit mengejar karena masih ada beberapa tim seperti Manchester United dan Tottenham Hotspur yang siap bersaing.
Secara realistis, target yang mungkin dicapai Arsenal pada musim ini di Premier League adalah menembus empat besar. Sementara itu, untuk gelar juara, selisih poin dengan Liverpool sudah terlalu jauh.
Arsenal perlu konsisten meraih kemenangan dan tidak membuang poin ketika bersua lawan mudah. Sedangkan, ketika menghadapi tim kuat, The Gunners perlu bermain cemerlang agar setidaknya tidak pulang dengan tangan hampa.
Memperbaiki Hubungan dengan Pemain dan Kisruh Internal
Pelatih anyar juga perlu memiliki kemampuan manajerial yang baik. Tidak hanya menuai prestasi di dalam lapangan, namun juga menyelesaikan sejumlah masalah dalam tim.
Manajer baru perlu memperbaiki hubungan dengan Mesut Ozil dan David Luiz. Sebab, kedua pemain itu dikabarkan punya kesan yang buruk dengan Unai Emery.
Selain itu, sang manajer anyar juga perlu menyelesaikan masalah Granit Xhaka. Pemain 27 tahun itu saat ini dalam kondisi tertekan usai mendapatkan kritik dari suporter Arsenal. Terlebih, jabatan kapten juga sudah dicabut dari tangannya.
Tidak berhenti sampai di situ, gelandang Arsenal, Lucas Torreira dikabarkan kecewa dengan keputusan Emery yang memintanya lebih membatu serangan. Sang juru taktik baru wajib memerhatikan hal itu agar performa Torreira kembali maksimal.
Melanjutkan Tradisi Mengorbitkan Pemain Muda
Satu di antara dinasti yang dibangun Arsene Wenger adalah mengorbitkan pemain muda ke dalam tim utama. Nantinya, manajer baru juga tidak bisa menghilangkan tradisi itu begitu saja.
Masalahnya, tidak semua pelatih punya kemampuan membentuk pemain muda menjadi bersinar. Terlebih, kesempatan bermain juga akan menjadi kendala karena tim sedang berupaya keras memperbaiki posisi di klasemen. Biasanya, ketika itu, pelatih cenderung menurunkan pemain berpengalaman.
Bergerak di Bursa Transfer dengan Dana Tidak Besar
Sulit dimungkiri, Arsenal tidak punya keuangan yang lebih baik dari beberapa klub besar Inggris seperti Manchester City, Liverpool, dan Manchester United. Untuk itu, manajer baru wajib punya cara menyisati keadaan.
Dengan dana terbatas, manajer anyar tidak boleh melakukan pembelian tak perlu di bursa transfer. Setiap pemain yang datang harus tepat dan memberikan dampak bagi tim.