DBAsia News

Mourinho Sindir Transfer Man United

Jose Mourinho

DBasia.news – Hubungan Jose Mourinho dengan jajaran direksi Manchester United, khususnya Ed Woodward (Executive Vice-Chairman), tampaknya akan terus memburuk ke depannya. Mourinho lagi-lagi mengkritisi kinerja Woodward yang gagal menambah amunisi jelang akhir bursa transfer musim panas di Inggris beberapa waktu lalu.

Sempat membuat fans antusias ketika klub mendatangkan Lee Grant, Fred, dan Diogo Dalot di awal-awal bursa transfer musim panas, Woodward seolah tertidur dan tidak lagi merekrut pemain, hingga Mourinho frustrasi dan mengkritisinya sepanjang tur pramusim di Amerika Serikat (AS). The Special One masih mengharapkan setidaknya ada satu lagi rekrutan yang datang, namun pada akhirnya tidak ada lagi yang berlabuh di Old Trafford.

Dalam situasi tersebut, Man United untuk sementara membuat lega fans melalui kemenangan 2-1 kontra Leicester City di pekan pertama Premier League 2018/19, di mana dua gol Man United dicetak oleh Paul Pogba (penalti) dan Luke Shaw, yang diperkecil gol Jamie Vardy.

 

Man United


Pertarungan itu juga tidak lepas dari sorotan kepada bek Inggris berusia 25 tahun, Harry Maguire, yang sebelumnya sangat dihubungkan bergabung dengan Man United. Pada akhirnya Maguire tetap bertahan di klub yang sudah dibelanya dari tahun 2017.

Akan tapi, bukan Mourinho namanya jika tidak melontarkan ucapan yang terbilang kontroversial dan biasanya penuh sindiran. Melihat Leicester yang sudah merekrut 11 pemain baru, namun tetap kalah dari Man United, Mourinho menggunakan kesempatan itu untuk menyindir Woodward.

 

Ed Woodward


“Pada awal Premier League saya berada dalam situasi transfer telah ditutup dan saya berpikir saya tidak akan di dalam situasi tersebut. Bagi kami, musim ini akan sulit karena saya telah memiliki rencana yang sudah diattur berbulan-bulan. Itulah manajemen sepak bola. Saya pikir sepak bola berubah. Manajer sepakbola seharusnya sekarang dipanggil lebih sebagai pelatih kepala,” cetus Mourinho, diberitakan ESPN.

“Kami punya staf kepelatihan yang besar dan saya pikir kami lebih seperti pelatih kepala ketimbang manajer. Begitulah saya pikir sepak bola mengarah (saat ini). Kami bermain melawan tim yang berinvestasi lebih banyak dari kami. Mereka menghabiskan banyak uang daripada kami, jadi di Premier League kami harus terbiasa (bermain) dengan tim-tim yang punya pemain dengan kualitas sama, seperti halnya yang kami miliki. Lupakan nama, sejarah, jersey, tiap laga sulit,” tandasnya.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?