DBAsia News

Mengenal Dua Wondekid Inggris di Bundesliga yang Jadi Rebutan Klub Besar Premier League

Jadon Sancho

DBasia.news – Nama Jadon Sancho dan Reiss Nelson mungkin masih asing di telinga para pencinta sepak bola. Namun, dua pemain tersebut adalah masa depan timnas Inggris.

Jadon Sancho dan Reiss Nelson, tengah menunjukkan tajinya di Bundesliga, Jerman. Dua pemain Inggris tapi bersinar di Jerman, kok bisa? Kuncinya ada pada pilihan hidup yang mereka pilih.

Sancho bisa saja tetap bertahan dengan akademi Manchester United dengan potensi besar jadi penghangat bangku cadangan. Begitu juga Nelson yang jarang bermain di Arsenal. Namun, keduanya mengambil pilihan tersulit untuk merantau di luar negeri pada usia muda.

Keberanian keduanya dalam mengambil keputusan berbuah manis. Sancho sekarang ini jadi komoditas panas berkat enam assists dan empat golnya untuk Borussia Dortmnd di Bundesliga. Sementara Nelson telah membukukan empat gol dari hanya lima laga di Bundesliga.

Performa hebat keduanya seakan menjadi klimaks dari fakta bahwa pemain-pemain muda Inggris, lebih baik mengembangkan kariernya di luar negeri, bukan di Premier League. Media ternama Inggris, Guardian, acapkali membahas bagaimana bersinarnya talenta-talenta lokal mereka di Jerman.

Status Bundesliga sebagai wadah yang tepat dalam pengembangan karier pemain muda memang benar adanya. Selain Sancho dan Nelson, masih ada juga Reece Oxford yang dipinjamkan West Ham United ke Borussia Monchengladbach. Musim lalu juga ada Ademola Lookman yang dipinjamkan Everton ke RB Leipzig.

“Saya suka Bundesliga. Ada banyak bek-bek top yang Anda lawan. Selalu ada tantangan di sini. Jadi, ketika saya menerima tawaran bermain di sini saya sangat antusias karena tahu tantangan yang akan dihadapi. Sebagai pemain dan pribadi, saya ingin mengambil langkah maju,” tutur Nelson soal musim pertamanya di Bundesliga.

Nelson satu pemain muda Inggris yang beruntung bermain di Hoffenheim, di bawah asuhan pelatih yang juga muda dan baru berusia 31 tahun, Julian Nagelsmann. Sang pelatih memercayainya bermain seperti Arsene Wenger di Arsenal.

“Dia (Nagelsmann) salah satu alasan saya datang ke Hoffenheim. Dia berbicara kepada secara individu tentang perkembangan sebagai pesepakbola muda, bagaimana dia bisa mendorong saya untuk jadi talenta yang bagus,” tambah Nelson.

“Mereka juga memberikan pemain muda kesempatan seperti yang dilakukan Arsenal, membawa talenta-talenta muda seperti Jack Wilshere. Sama dengan bos di sini. Dia memberikan kesempatan kepada pemain-pemain muda dan percaya kepadanya,” pungkasnya.

Peringatan untuk klub-klub Premier League

Reiss Nelson


Fakta tidak berbohong, Gareth Southgate cukup sulit mencari pemain-pemain muda berbakat yang dapat dibawanya ke timnas Inggris dari Premier League. Di Piala Dunia 2018, Southgate banyak mengombinasikan pemain muda dengan pemain senior dalam skuatnya.

Distribusi pemain pun kebanyakan dari Tottenham Hotspur yang memang memercayai banyak pemain muda bermain di bawah asuhan Mauricio Pochettino. Sisanya dari Manchester United dan Manchester City.

Kendati demikian, pemanggilan Sancho ke timnas Inggris baru ini membuka jalan bagi talenta muda lainnya. Barangkali mereka melihat Bundesliga sebagai jalan yang tepat menuju puncak, mengingat kecilnya kans bermain mereka ketika membela klub-klub Premier League.

Contoh itu bisa dilihat dari nasib Ruben Loftus-Cheek, Phil Foden, yang saat ini jarang bermain dengan timnya masing-masing: Chelsea dan Manchester City. Andai mereka bermain di klub-klub Bundesliga, entah itu sebagai pemain pinjaman atau dilepas permanen, nasib mereka mungkin berbeda saat ini.

Sancho hanya dibeli seharga delapan juta poundsterling dari Man City dan kini harganya bisa mencapai 50 juta poundsterling lebih. Ini jadi bukti sahih, bahwa memercayai pemain muda bermain bukanlah sebuah ‘dosa’.

Memang, klub-klub Premier League, khususnya tim-tim besar punya tuntutan besar sukses dalam waktu instan, sehingga mereka lebih memercayai pemain berpengalaman untuk bermain reguler. Hanya saja perkembangan pemain muda juga tidak boleh dilupakan.

Filosofi dan tradisi klub-klub seperti Arsenal, Man United, dan Tottenham dalam mengorbitkan pemain muda ke tim utama sedianya harus jadi contoh yang ditiru klub-klub Premier League lainnya, agar kelak Premier League tidak kehabisan talenta lokal.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?