DBAsia News

Marco Giampaolo, Korban Terbaru Keganasan Sepak Bola Modern

DBasia.news –  Baru empat bulan kurang melatih AC Milan, Marco Giampaolo sudah dipecat. Miris.

Giampaolo, 52 tahun, ditunjuk Milan karena musim lalu mampu mengangkat performa Sampdoria untuk bersaing di papan atas klasemen meski skuat pas-pasan. Namun setelah melalui serangkaian periode minor, Milan memecat Giampaolo.

“AC Milan mengumumkan telah melepaskan Tuan Marco Giampaolo dari posisinya sebagai pelatih tim pertama. Klub berterima kasih kepada Marco atas kerja yang dilakukannya dan mendoakannya yang terbaik dalam karier profesionalnya,” demikian pernyataan resmi klub.

Tujuh laga Serie A, empat kekalahan, dan satu kemenangan dengan skor 2-1 kontra Genoa tak mampu menyelamatkan karier Giampaolo. Rumornya, Milan akan menggantikan Giampaolo dengan eks pelatih Fiorentina, Stefano Pioli.

Terlepas dari siapa pun yang ditunjuk Milan nantinya, pemecatan Giampaolo ini tidak seharusnya terjadi. Mantan pelatih legendaris Milan, Arrigo Sacchi, pernah membicarakannya.

“Memecat Giampaolo akan jadi kesalahan ganda: itu akan jadi kesalahan petinggi klub dan juga kurangnya respek kepada (pelatih) profesional. Kita semua harus bersabar,” tutur Sacchi, dikutip dari Calciomercato.

“Ada begitu banyak pemain-pemain muda dan mungkin beberapa di antara mereka masih belum dewasa. Giampaolo telah menunjukkan bahwa dia (pelatih) bagus, bahkan dengan tim yang lebih lemah ketimbang Milan. Kita semua harus bersabar, Rossoneri masih tim bagus.”

Untuk kesekian kalinya, pelatih menjadi korban tuntutan sukses instan di era sepak bola modern. Giampaolo bukan satu-satunya. Musim lalu Julen Lopetegui dan Santiago Solari juga merasakannya di Real Madrid.

Patut diingat, Giampaolo butuh waktu tiga tahun untuk mengembangkan Sampdoria (2016-2019). Dia bisa melakukannya karena diberi waktu, tidak banyak tekanan, hingga Sampdoria bisa memahami filosofi sepak bola yang diinginkannya.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?