DBAsia News

Manchester United Tajam namun Ceroboh Pada Lini Pertahanan

DBasia.news – Manchester United hanya mampu bermain imbang 3-3 saat menjamu Everton dalam lanjutan Premier League 2020-2021 di Old Trafford, Minggu (7/2) dini hari. Jalannya pertandingan menggambarkan performa Setan Merah sepanjang musim ini.

Manchester United menutup babak pertama dengan keunggulan dua gol tanpa balas. Edinson Cavani dan Bruno Fernandes mencatatkan namanya di papan skor.

Situasi berubah 180 derajat pada awal babak kedua. Everton yang bermain lebih agresif mampu mencetak dua gol dalam tempo tiga menit lewat aksi Abdoulaye Doucoure dan James Rodriguez.

Dua gol tersebut harusnya bisa dicegah andai lini pertahanan Manchester United tampil lebih disiplin. Namun nasi sudah menjadi bubur.

Beruntung kondisi itu nyatanya tak membuat Manchester United panik. Scott McTominay mengembalikan keunggulan tuan rumah pada menit ke-70.

Manchester United seperti akan memenangi pertandingan karena menguasai jalannya pertandingan hingga waktu normal berakhir. Sayang, petaka datang pada masa injury time ketika sontekan Dominic Calvert-Lewin mengubah skor menjadi 3-3.

Hasil ini tentu merugikan Manchester United karena gagal memangkas jarak dengan Manchester City di puncak klasemen. Peluang mereka untuk meraih gelar juara pun kian menipis.

“Kami pantas memenangkan pertandingan, tetapi itulah sepak bola. Anda harus memanfaatkan peluang Anda dan tidak boleh kebobolan dengan setiap tembakan,” kata Solskjaer usai laga kepada BBC.

Laga kontra Everton memang menjadi sebuah ironi bagi Manchester United. Pertandingan ini kian menegaskan kondisi mereka yang tajam di depan tapi rapuh di belakang.

Manchester United kini berstatus sebagai tim tersubur di Premier League. Mereka sudah mencetak 49 gol dari 23 laga.

Tidak ada klub lain yang mampu menyamai produktivitas Manchester United. Sayang, hal itu tak diimbangi dengan performa lini pertahanan yang solid.

Selain berstatus tim terproduktif, Manchester United juga menjadi tim dengan kebobolan terbanyak di antara penghuni 10 besar. Mereka sejauh ini sudah kebobolan 30 kali.

Efek cerobohnya lini pertahanan sangat terasa pada laga kontra Everton. Hal tersebut juga bisa berdampak buruk di akhir musim jika pemuncak klasemen harus ditentukan dengan selisih gol seperti musim 2011-2012 silam.

“Kami harus fokus pada peningkatan sebagai sebuah tim. Kami mencetak lebih banyak gol, menciptakan peluang dan Anda merasa mendominasi permainan dan seharusnya memenangkannya,” pungkasnya.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?