DBasia.news – Krzysztof Piatek terus memperlihatkan penampilan hebatnya dengan AC Milan. Striker berusia 23 tahun dibeli dari Genoa dengan mahar 35 juta euro dan memiliki kualitas hebat dalam urusan mencetak gol.
Rossoneri membeli Piatek dari Genoa Januari sebagai pengganti Gonzalo Higuain yang hengkang ke Chelsea. Piatek dijadikan Gennaro Gattuso sebagai striker utama Milan dalam taktik 4-3-3 dengan dilapis Patrick Cutrone.
Piatek telah mencetak 22 gol musim ini di Serie A, sama dengan Duvan Zapata, striker Atalanta, dan berada di bawah top skor Serie A, Fabio Quagliarella, dengan torehan 26 gol. Piatek ada di atas megabintang asal Portugal, Cristiano Ronaldo, yang mencetak 21 gol.
Milan masih akan memainkan laga terakhir Serie A melawan SPAL pada Senin (27/5) dini hari WIB. Milan memperjuangkan tempat di empat besar Serie A (zona Liga Champions) pada laga tersebut. Tapi, nasib mereka juga masih bergantung laga Atalanta dan Inter Milan.
Apabila Atalanta menang atas Sassuolo dan Inter menaklukkan Empoli, maka kemenangan Milan (jika menang) melawan SPAL, dengan skor berapa pun, akan percuma. Ketajaman penyerang Polandia itu akan sangat diandalkan tim asuhan Gennaro Gattuso.
Wajar bila Milan terlalu bergantung kepada ketajaman Piatek. Musim ini, dengan akumulasi penampilannya dengan Genoa dan Milan – masing-masing setengah musim – Piatek tetap tajam mencetak gol.
Menurut catatan dari Calciomercato, torehan 30 gol Piatek di seluruh kompetisi musim ini menempatkannya di antara striker-striker pencetak gol terbanyak di Eropa. Piatek ada di urutan keenam.
Piatek di urutan tersebut setelah Lionel Messi (50 gol), Kylian Mbappe (38 gol), Robert Lewandowski (38 gol), Sergio Aguero (32 gol), dan Pierre-Emerick Aubameyang (31 gol). Piatek berada di atas Karim Benzema dan Wissam Ben Yedder.
“Saya merasa lebih baik lagi, saya telah mencetak gol dan saya bahagia, juga karena kami menang. Itu hal penting,” ucap Piatek, dikutip dari Football-Italia.
“Kami percaya dengan Kualifikasi Liga Champions. Sulit berpikir bahwa saya telah mencetak 30 gol di musim pertama datang dari Polandia. Benar-benar tidak bisa dipikirkan,” tambahnya.
Piatek hanya perlu menjaga konsistensinya mencetak gol hingga musim-musim berikutnya agar tidak disebut sebagai one season wonder (pemain-pemain yang bersinar di satu musim dan melempem di aksi-aksi berikutnya).