DBasia.news – Pakar ekonomi asal Italia, Luca Pagni, menyebut bahwa kerugian besar yang dialami AC Milan pada musim 2018-2019 merupakan bagian dari strategi Eliott Management untuk menjual I Rossoneri.
Dalam laporan keuangan yang dirilis oleh pihak klub, AC Milan mengonfirmasi kerugian sebesar 145,9 juta euro. Jumlah itu naik 16 persen dibandingkan musim sebelumnya.
Hal itu membuat kerugian AC Milan bertambah 20 juta euro antara musim 2018-2019 dengan 2017-2018. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar sepanjang sejarah klub.
Pengeluaran AC Milan untuk peminjaman pemain sendiri cukup besar. Contohnya adalah Gonzalo Higuain yang dipinjam seharga 10,2 juta euro dan Tiemoue Bakayoko senilai 2,9 juta euro.
Akan tetapi, Luca Pagni yang merupakan pakar ekonomi La Repubblica menilai kerugian tersebut masih wajar. Justru jumlah tersebut bagian dari strategi penjualan AC Milan.
“Melihat situasinya, Elliott Management berusaha mengatur neraca keuangan. Apabila AC Milan masuk ke Liga Champions, mereka mendapatkan 39 juta euro,” tutur Luca Pagni.
“Semuanya bisa berubah dengan itu dan AC Milan bisa membuat neraca keuangan konservatif. Namun, dalam situasi ini, mereka memutuskan membuang semua beban sekaligus.”
“Sejujurnya saya terkejut Elliott Management baru melakukannya sekarang. Namun, saya yakin mereka akan menjual AC Milan dalam waktu dekat. Jumlah ini untuk menarik minat pembeli,” lanjutnya.
Meski mengalami kerugian besar, petinggi AC Milan tidak terlihat panik. Mereka justru menegaskan Il Diavolo Rosso tidak punya kewajiban menjual pemain pada bursa transfer musim dingin 2020.
-
Kapten AC Milan Pertanyakan Keputusan Wasit Kontroversial
-
Milan Buka Negosiasi Dengan Lecce Bahas Transfer Empat Pemain Berbeda
-
Zlatan Ibrahimovic Beri Bocoran Masa Depannya
-
Derby Milan Jadi Ajang Pembuktian Rossoneri Tidak Bergantung Dengan Ibrahimovic
-
Direktur AC Milan Ungkap Rencana di Bursa Transfer Musim Dingin 2022