DBAsia News

Lika-Liku Perjalanan Karier Sepak Bola Achraf Hakimi

DBasia.news – Jalan terjal dilalui Achraf Hakimi untuk dapat menapaki posisinya saat ini. Bahkan, ketika diboyong Real Madrid, Hakimi hanya ditukar dengan beberapa bola.

Inter Milan disebut-sebut melakukan transfer brilian dengan mendatangkan Achraf Hakimi seharga 40 juta euro plus bonus 5 juta euro. Padahal, Real Madrid selaku pemilik Hakimi mendapatkan tawaran 60 juta euro dari Manchester City dan Bayern Munchen.

Hakimi dilaporkan telah meneken kontrak berdurasi lima tahun. Hakimi akan menerima upah 5 juta euro per musim.

Kemampuan Hakimi sebagai bek kanan memang tidak perlu diragukan. Meski baru berusia 21 tahun, ia telah menjadi tulang punggung Borussia Dortmund pada musim ini. Hakimi mengemas sembilan gol plus 10 assist dari 45 pertandingan.

Achraf Hakimi digadang-gadang sebagai bek kanan terbaik saat ini bersama Trent-Alexander Arnold. Usianya yang masih muda membuat kemampuan Hakimi diyakini akan terus menanjak.

Sebelum membela Real Madrid, Hakimi mengawali kariernya bersama klub lokal di Getafe bernama Colonia Ofigevi. Hakimi bergabung setelah diantarkan langsung oleh sang ayah, Hassan.

Hakimi berasal dari keluarga yang jauh dari kata bergelimang harta. Ia tinggal lingkungan sederhana yang didominasi oleh para pendatang.

Hakimi banyak menghabiskan masa kecilnya dengan bermain sepak bola di lapangan tanah liat. Namun, Hassan yang sadar dengan potensi sang anak pun tidak ingin menyia-nyiakannya.

Pada September 2005, Hassan membawa Hakimi bersama kakaknya, Nabil, ke kantor Colonia Ofigevi. Hakimi pun diterima atas persetujuan direktur olahraga Ofigevi saat itu, Juan Jose Mayor.

Mulai dari situ, Hakimi memukau orang-orang yang berada di Ofigevi. Hakimi pun ditempatkan sebagai seorang ujung tombak.

“Saya tidak percaya. Dia berlatih dengan para pemain yang lebih tua dua tahun darinya. Kami membuat turnamen dan semua orang kagum padanya,” ulas Juan Jose Mayor seperti dilaporkan Gianluca Di Marzio.

“Kami tidak melakukannya demi uang. Tujuan kami adalah memberi harapan bagi anak-anak di La Margaritas. Hakimi hanya membutuhkan satu kesempatan,” papar Juan Jose Mayor.

“Dia bermain sebagai penyerang bersama kami. Dia memiliki kecepatan yang mengesankan. Dia mampu mendulang gol,” jelas Juan Jose Mayor.

Pada pertengahan musim, pemandu bakat Real Madrid, Maniel Alcaide, berada di lapangan Juan de la Cierva. Ia mencari pemain bertalenta untuk diboyong ke Real Madrid.

Perhatian Alcaide tertuju kepada Hakimi. Setelah menonton beberapa latihan, ia memutuskan membawa Hakimi ke Valdebebas.

“Saya ayah sangat khawatir. Pusat pelatihan Real Madrid sangat jauh dari Las Margatitas. Dia harus membuat banyak pengorbanan untuk membawa ke pelatihan dan mengikutinya ke pertandingan,” terang Juan Jose Mayor.

Menariknya, tidak ada uang yang dilibatkan dalam proses perpindahan Hakimi dari Colonia Ofigevi ke Real Madrid. Los Blancos hanya mengirimkan beberapa bola kepada Colonia Ofigevi beberapa hari berselang.

“Ketika dia angkat kaki, kami tidak meminta apa pun kepada Real Madrid. Jika seorang anak memiliki bakat, kami tidak akan menutup pintu.”

“Kami adalah klub kecil. Kami hanya membutuhkan peralatan untuk tetap bertahan. Dari Madrid, mereka mengirimi kami beberapa bola. Ketika itu, Hakimi baru berusia tujuh tahun,” umbarnya.

Tidak ada penyesalan dari Colonia Ofigevi melepas Achraf Hakimi ke Real Madrid. Hakimi merupakan satu-satunya jebolan Ofigevi yang bisa menembus Real Madrid Castilla.

“Hakimi tergolong pendek untuk pemain seusianya. Namun, dia memiliki fisik yang berbeda dari yang lain. Dia cepat dan kuat,” ulas Juan Jose Mayor.

“Selama bertahun-tahun saya di sana, dia adalah satu-satunya anak yang pergi ke Real Madrid. Standar mereka sangat tinggi. Hanya Hakimi yang berhasil membuat Madrid terkesan.”

Menurut Juan Jose Mayor, pemain tim nasional Maroko itu mengambil langkah tepat dengan memilih Inter Milan. Selain menit bermain yang lebih banyak daripada Madrid, sepak bola Italia juga akan membuat kemampuan bertahan Hakimi meningkat.

“Dia bukan lagi seorang penyerang, namun memiliki karakteristik itu. Dia telah meningkat dalam banyak hal pada beberapa tahun terakhir. Di Inter, ia juga akan mendapatkan banyak ilmu soal bertahan yang merupakan kelemahannya. Namun, untuk assist dan gol, itu adalah jaminan,” kata Juan Jose Mayor.

“Saya pikir, dia ingin mencoba pengalaman baru. Saat ini, pada formasi 4-3-3 Zinedine Zidane, tidak akan ada ruang untuknya. Bahkan jika sang pelatih mengenalnya dengan baik pada 2017 ketika melakukan debut di tim utama,” ungkap Juan Jose Mayor.

Achraf Hakimi boleh saja hanya ditukar dengan bola ketika menuju Real Madrid. Namun kini, Hakimi membuat Inter Milan mengeluarkan total 45 juta euro setelah penampilannya melejit.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?