DBasia.news – Serie A 2020-2021 baru berjalan tiga pekan setelah terhenti akibat adanya pandemi virus corona. Namun, baru-baru ini wacana penundaan kembali mencuat ke permukaan akibat bertambahnya jumlah kasus positif virus corona di Italia.
Genoa dilaporkan memiliki 17 kasus baru (termasuk pemain), sementara empat pemain Inter Milan positif virus corona (salah satunya Radja Nainggolan), dan dua pemain Napoli positif Covid-19 hingga oleh Pemerintah Kota mereka dilarang bepergian ke Turin.
Laga pekan tiga Serie A Juventus kontra Napoli urung terjadi karena Napoli arahan Gennaro Gattuso tidak datang ke Turin. Alhasil dengan peningkatan itu yang juga mewabah ke klub-klub ada wacana Serie A akan ditunda kembali.
Carlo Tavecchio selaku eks Presiden FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) yang bekerja pada 2014 hingga 2018 menilai tak perlu ada penundaan lagi. Apabila Serie A ditunda lagi maka itu menurutnya seperti halnya lebih parah dari kiamat.
“Ada protokol yang disetujui oleh semua otoritas dan berlaku untuk berbagai situasi berbeda,” kata Tavecchio kepada Radio Kiss Kiss.
“Sejauh yang saya tahu, ada juga kesepakatan antara klub bahwa mereka akan terus bermain, bahkan jika skuad dikurangi secara signifikan oleh kasus-kasus (positif virus corona).”
“Oleh karena itu, otoritas lokal harus sejalan dengan, atau setidaknya bekerja dengan, otoritas pusat negara bagian. Jika Serie A harus ditangguhkan lagi, itu akan lebih buruk daripada kiamat untuk olahraga di negara ini.”
Presiden FIGC terkini Gabriele Gravina juga memiliki harapan Serie A terus berjalan, meminta kepada klub-klub untuk dengan tegas mengikuti protokol pencegahan Covid-19.
“Selama beberapa hari terakhir, serangkaian komentar telah menyebabkan kebingungan lebih lanjut dan memicu ketegangan yang tidak berarti,” imbuh Gravina.
“Apa yang kami minta adalah agar semua orang menerapkan protokol dengan ketat, karena ini merupakan satu-satunya instrumen yang dapat diandalkan, kami harus menjamin bahwa kompetisi olahraga dapat berlanjut seperti yang telah mereka mulai.”
“FIGC berbagi pendekatan yang jelas dengan Menteri Kesehatan Roberto Speranza dan Menteri Olahraga Vincenzo Spadafora, dan hanya berkat hubungan saling percaya dan kolaborasi ini kami dapat menghadapi semua kesulitan yang terkait dengan pandemi mengerikan ini.”
“Kami sangat menyadari bahwa dengan lonjakan kasus ini, masalah pembukaan kembali stadion untuk para penggemar tidak harus menjadi prioritas,” urai Gravina.