DBAsia News

Gonzalo Higuain Miliki Statistik yang Lebih Baik daripada Giroud dan Morata

Gonzalo Higuain

DBasia.news – Pertandingan di Piala Super Italia beberapa waktu lalu melawan Juventus bisa jadi laga terakhir Gonzalo Higuain dengan AC Milan. El Pipita kemungkinan besar pindah ke Chelsea.

“Gonzalo Higuain dari Milan ke Chelsea, ini dia. Kesepakatan telah tercapai di antara Juventus dan Chelsea untuk Higuain: pinjaman dan opsi beli untuk enam bulan; dapat diperpanjang juga sebagai pemain pinjaman,” tutur Fabrizio Romano, pakar transfer sepak bola Eropa di @FabrizioRomano.

Higuain, 31 tahun, saat ini sedang dipinjamkan oleh Juventus ke Milan. Rossoneri sedianya ingin menggunakan servis Higuain sampai akhir musim 2018-19 – sesuai kontrak dari Juventus. Apalagi, Milan membayarnya seharga 18 juta euro di awal musim dan punya opsi permanen 36 juta euro.

Namun, keputusan akhir tetap ada pada pemain dan klub yang memilikinya, Juventus. La Vecchia Signora kabarnya tengah bernegosiasi dengan Chelsea soal harga dan opsi yang akan digunakan Chelsea untuk membawanya ke Stamford Bridge.

“Gonzalo Higuain mungkin tidak akan siap bermain melawan Arsenal. Tapi, ya, telah dikonfirmasi: dia datang ke Chelsea, menanti kesempatan untuk tiba di London dan teken kontrak,” tambah Romano.

Gennaro Gattuso, pelatih Milan, juga baru-baru ini pasrah setelah mengetahui fakta bahwa Higuain telah membuat keputusan – diyakini pindah ke Chelsea.

Salah satu faktor besar yang melatarbelakangi keinginan pindah Higuain adalah keberadaan Maurizio Sarri, manajer Chelsea yang dahulu pernah melatihnya di Napoli. Selain itu, The Blues berada satu level di atas Milan saat ini dari segi kualitas bermain.

Terlebih, Chelsea sangat membutuhkan penyerang tajam yang oportunis dan dapat menjadi mesin pencetak gol. Higuain bisa melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh Alvaro Morata dan Olivier Giroud

Bukti Ketajaman Gonzalo Higuain

 

Olivier Giroud


“Sejak debutnya bersama Real Madrid pada Januari 2007, Gonzalo Higuain telah mencetak 224 gol di lima liga top Eropa; hanya Lionel Messi (390 gol), Cristiano Ronaldo (378 gol), Edinson Cavani (239 gol), dan Zlatan Ibrahimovic (237 gol) yang mencetak lebih banyak gol,” begitu cuitan @OptaJoe.

Higuain punya tipikal bermain berbeda dari Giroud dan Morata. Gaya mainnya mendekati Giroud dari sisi target man: penahan bola di lini depan dan menanti pergerakan dari lini kedua, tapi Higuain lebih oportunis.

Morata lebih seperti penyerang modern dengan pergerakannya yang lebih suka menjemput bola, bermain melebar, untuk membuka celah di lini belakang lawan.

Tidak perlu jauh-jauh mencari perbandingan atau bukti sampai ke masa lalu untuk membuktikan, bahwa Higuain lebih baik dari keduanya. Perbandingan singkatnya bisa dilihat dari jumlah gol di liga.

Higuain, yang sudah 15 kali tampil di Serie A, mencetak enam gol. Morata mencetak lima gol dari 16 kali kesempatan bermain dan Giroud satu gol dari 17 penampilan di Premier League. Jumlah gol Higuain adalah jumlah gol gabungan keduanya.

Persentase operan sukses Higuain juga lebih besar dari keduanya. Striker berpaspor Argentina punya 83,7 persen akurasi operan sukses, sementara Giroud hanya 68,2 dan Higuain 76,9.

Tingkat konversi gol Higuain juga lebih tinggi pada angka enam berbanding satu Giroud dan lima Morata. Alumni akademi River Plate juga rajin melepaskan tendangan ke gawang lawan dan 18 di antara 52 percobaan tendangan itu tepat sasaran.

Pada musim 2015-16, Higuain mencetak 36 gol dari 35 laga Serie A di bawah asuhan Sarri di Napoli. Ketajaman itulah yang diharapkan Chelsea dari Higuain, karena saat ini lini depan The Blues terlalu bergantung kepada performa Eden Hazard.

“Berlari di antara ruang bukanlah kekuatan terbaiknya (Higuain), tapi saya pikir Chelsea tidak mencari itu darinya. Mereka menginginkannya untuk bermain di area tertentu,” ucap pandit sepak bola, Craig Burley, di ESPN.

“Mereka mencari pergerakan yang merepotkan lawan yang bermain bertahan melawan Chelsea, saat Hazard dapat memberikan umpan (atau bergerak) dan Higuain menarik perhatian bek serta melakukan pergerakan cerdas di area penalti.”

“Chelsea terlalu banyak mendominasi penguasaan bola, bahkan sangat banyak (tapi minim penyelesaian akhir). Sekarang, dengan keberadaannya di depan, mereka tahu bisa lebih cepat bermain dengan kualitas penyelesaian akhir yang bagus,” imbuh Burley.

Memang itu yang diharapkan Chelsea dari sosok Higuain: penyelesai akhir yang oportunis ketika mendapatkan umpan rekan setim dan bisa menarik perhatian bek lawan. Para penyerang sayap Chelsea bisa bergerak bebas jika Higuain tampil prima.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?