DBasia.news – UEFA mengancam menghukum perwakilan Belgia di kompetisi Eropa karena pelanggaran yang mereka lakukan. Alhasil Jupiler Pro League urung menunda penghentikan kompetisi.
Pekan lalu, direksi Jupiler Pro League telah mengambil keputusan untuk menghentikan musim 2019-2020. Pandemi virus corona yang masih berlangsung menjadi alasan utama keputusan tersebut.
Harusnya pengesahan keputusan tersebut akan dilakukan melalui sebuah rapat besar pada 15 April mendatang. Club Brugge yang tengah memimpin klasemen akan ditetapkan sebagai juara.
Namun keputusan ini membuat UEFA marah karena mereka mengintruksikan para anggotanya untuk menyelesaikan kompetisi musim 2019-2020. Badan yang dipimpin Alexander Ceferin itu pun mengancam mencoret wakil dari liga yang dihentikan dari kompetisi Eropa.
Sikap tegas UEFA itu membuat direksi Jupiler Pro League gentar. Mereka memundurkan jadwal rapat pengesahan keputusan penghentian liga menjadi akhir April.
“Rapat Besar Jupiler Pro League akan berlangsung Jumat, 24 April. Dalam rapat tersebut, dewan akan berdiskusi dengan semua klub terkait rekomendasi dampak krisis corona yang dikeluarkan 25 Maret lalu,” bunyi pernyataan resmi Jupiler Pro League.
Jupiler Pro League musim 2019-2020 sebenarnya hanya menyisakan satu laga di babak reguler. Saat ini Club Brugge masih memimpin klasemen dengan selisih 15 poin dari peringkat kedua yang ditempati Genk.
Meski unggul jauh, Club Brugge tak otomatis juara. Mereka harus melakoni babak play-off bersama lima tim teratas lainnya untuk menahbiskan diri sebagai yang terbaik di Belgia.