DBAsia News

Cara Premier League Mendukung Gerakan Anti-Rasisme

DBasia.news – Para penentang rasialisme punya cara sendiri mengekpresikan perlawanannya. Misalnya yang dilakukan para pemain Premier League.

Seluruh pemain dari 20 klub peserta akan mengenakan jersey dengan nama punggung ‘Black Lives Matter’ saat bertanding. Pemandangan ini akan terlihat pada 12 laga awal.

Black Lives Matter merupakan sebuah kampanye memberantas penindasan terhadap sebuah ras. Aksi ini mencuat kembali setelah kematian pria berkulit hitam bernama George Floyd akibat aksi konyol oknum polisi Amerika Serikat.

Premier League juga akan mengizinkan para pemain melakukan aksi berlutut sebelum bertanding atau setelah mencetak gol. Hal yang sama juga berlaku untuk pesan-pesan anti rasisme melalui kaos atau benda lainnya.

Mantan pemain Newcastle United, Jermaine Jenas memuji aksi ini. Namun ia mempertanyakan tindakan nyata untuk menghilangkan permasalahan rasisme setidaknya di sepak bola Inggris.

“Saya sepenuhnya mendukung setiap klub dan pemain yang melakukannya. Namun saya pikir pertanyaan di bibir banyak orang adalah, apa selanjutnya?” kata Jenas kepada BBC.

“Bagaimana dengan seminggu setelah itu? Apakah ini akan menghilang dan ‘OK, kita sudah melakukan sedikit aksi dan itu sudah lewat’. Atau apakah kita benar-benar akan melihat beberapa perubahan nyata dalam permainan ini di rumah sendiri?”

Harus diakui, Premier League masih kerap diwarnai aksi rasisme. Pemain berkulit hitam biasa menjadi korban yang dilakukan pemain lain maupun suporter.

Selain aksi rasisme secara nyata, Jenas juga menyoroti perilaku serupa yang tak terlihat. Ia merasa miris dengan sedikitnya sosok berkulit hitam yang mengisi jabatan-jabatan strategis dalam sepak bola Inggris.

“Ada pembicaraan besar tentang kurangnya peluang bagi pelatih kulit hitam. Kita perlu menghentikan semua itu dengan mulai menerapkan (keragaman) di tingkat perekrutan manajemen, di klub papan atas dan di dalam FA,” tambahnya.

Pada intinya, Jenas tidak mau kampanye anti rasisme ini hanya sekadar seremonial belaka karena tengah menjadi isu yang hangat. Sebuah pandangan yang patut untuk dipikirkan oleh para stakeholder sepak bola Inggris.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?