DBasia.news – Klub-klub Premier League masih relatif sepi belanja pemain di bursa transfer musim panas ini. Aktivitas transfer mereka tidak segila LaLiga.
Namun, di tengah sepinya bursa transfer mencuat satu klub yang hingga saat ini tercatat sudah mendatangkan tujuh pemain baru. Klub yang dimaksud adalah Aston Villa, yang baru kembali baik kasta ke Premier League. Total, Aston Villa sudah mengeluarkan dana sekitar 86 juta poundsterling.
Situasi ini bertolak belakang dengan dua klub promosi lain, Norwich City dan Sheffield United, yang sepi-sepi saja di bursa transfer. Bahkan dibanding penghuni Premier League lain, Aston Villa lebih sibuk.
Pekan ini, Villa sepakat mempermanenkan Tyrone Mings dan menggaet bek muda, Ezri Konsa. Konsa yang dibeli senilai 12 juta pound dari Brentford adalah pemain ketujuh yang diboyong Villa. Dan, The Guardian mengabarkan, Villa masih akan menambah stok pemain baru mereka.
Tidak sedikit pengamat yang beranggapan Villa terlalu jor-joran di bursa transfer dalam mempersiapkan skuat tampil di Premier League. Musim lalu, Fulham melakukan hal serupa saat promosi ke Premier League. Hasilnya? Fulham gagal total dan kembali terdepak dari Premier League.
Apakah Villa akan mengulangi kesalahan yang sama dengan Fulham? Jawabannya tentu akan diketahui di akhir musim nanti. Namun, apa yang dilakukan Villa kali ini tidak sepenuhnya bisa disamakan dengan Fulham musim lalu.
Satu hal mendasar yang membuat Villa berbeda dengan Fulham adalah motif mereka saat berbelanja. Villa saat ini memang membutuhkan pemain baru dan mereka belanja bukan karena keterpaksaan ataupun keserakahan.
Usai memastikan diri promosi akhir musim lalu, Aston Villa ditinggalkan banyak pemain, tepatnya 14. Situasi yang membuat sang manajer, Dean Smith, hanya memiliki 17 pemain di atas usia 21 tahun. Jumlah itu sudah termasuk pemain yang kembali dari masa peminjaman seperti, Gary Gardner, Aaron Tshibola, dan Scott Hogan.
Selain itu, pemain baru yang didatangkan Villa sejatinya bukanlah baru. Anwar El Ghazi, Kortney Hause, dan Mings adalah pemain yang musim lalu sudah memperkuat Villa sebagai pemain pinjaman.
Sedangkan tiga pemain baru lain didatangkan sebagai pengganti langsung mereka yang pergi. Matt Targett datang untuk mengisi posisi yang ditinggal Alan Hutton di sisi kiri pertahahan. Penyerang Brasil, yang juga pembelian termahal klub, Wesley Moraes, bergabung untuk menggantikan Tammy Abraham, yang kembali ke Chelsea.
Kemudian, Ezri Konsa datang untuk mengisi tempat di sentral pertahanan. Posisi yang musim lalu menjadi milik Axel Tuanzebe.
Melihat situasi ini, rasanya tidak pas jika menyamakan Villa dengan Fulham, meski pada akhir musim nanti menuai hasil serupa. Villa aktif di bursa transfer pemain karena tak ada pilihan lain. Mereka harus cepat mengisi posisi yang kosong.
Memang, Fulham juga membutuhkan pemain baru untuk terjun di Premier League. Namun Fulham tidak melakukannya sejak jauh hari. Mereka baru gencar bergerak saat kompetisi di depan mata. Di sinilah Villa mengambil pelajaran dari Fulham.
Musim lalu, Fulham mendatangkan tujuh pemain baru pada bulan Agustus. Dari tujuh pemain, lima di antaranya didapat pada hari terakhir jendela transfer. Semua berjalan terburu-buru, terpaksa, dan didasarkan keputusasaan karena mepet dengan tenggat waktu.
Hasilnya, pemain baru tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan. Atau jika sesuai kebutuhan, pemain kesulitan karena masa adaptasi yang minim.
Bisa disimpulkan, Villa tidak melakukan kesalahan yang sama dengan Fulham. Sebaliknya, Villa justru belajar dari kesalahan yang dilakukan Fulham, terlepas apakah hasil akhirnya akan serupa atau tidak.
-
Duo Liverpool Bersaing Untuk Sepatu Emas Premier League 2021/22
-
Manchester United Tidak Boleh Buang Poin Lagi Jika Ingin Juara Premier League
-
Meski MU Berada di Papan Atas Klasemen Premier League, Solskjaer Belum Bisa Tenang
-
FIFA Minta Klub Tidak Melarang Pemain Memperkuat Tim Nasional
-
Premier League Ungkap Puluhan Kasus Baru Positif COVID-19