DBasia.news – Perusahaan layanan finansial Inggris, Deloitte memperingatkan klub Premier League untuk bersiap kehilangan pendapatan kolektif mereka yang mencapai 500 juta poundsterling (sekitar Rp 9 triliun) akibat pandemi virus corona.
Dilaporkan dari Guardian, krisis ini disebabkan oleh berhentinya kompetisi sehingga klub kekurangan pemasukan dari penjualan tiket.
Secara rinci, Deloitte memperkirarkan bahwa klub Premier League akan mendapatkan sekitar 50 persen saja dari hak siar untuk musim 2021-2021. Ditambah tanpa adanya penonton yang hadir di stadion, total kerugian akan menjadi sekitar 350 juta poundsterling (sekitar Rp 6,3 triliun).
Kepala unit bisnis olahraga Deloitte, Dan Jones yakin bahwa sekitar dua pertiga dari kerugian senilai 500 juta poundsterling berasal dari hak siar. Sementara sisanya berasal dari pendapatan setiap klub.
“Kembalinya sepak bola sudah pasti penting untuk membatasi dampak finansial yang pandemi ini ciptakan,” ungkapnya dikutip dari The Guardian.
Kemudian, Jones melanjutkan bahwa pada musim 2018-2019 pemasukan total pertandingan klub Premier LEague mencapai 680 juta poundsterling (sekitar Rp 12,2 triliun). Ia mengasumsi bahwa untuk musim ini hanya akan mendapatkan 350 juta poundsterling.
“Jika anda melibatkan sedikit inflasi, maka anda akan berpikir sekitar 700 juta poundsterling adalah angka yang tepat, jadi kami memasang angka 350 juta poundsterling sebagai estimasi,” ucap Jones.
Premier League sudah menangguhkan kompetisi sejak bulan Maret. Alasannya adalah karena pandemi virus corona yang sudah tiba di Inggris.
-
Duo Liverpool Bersaing Untuk Sepatu Emas Premier League 2021/22
-
Manchester United Tidak Boleh Buang Poin Lagi Jika Ingin Juara Premier League
-
Meski MU Berada di Papan Atas Klasemen Premier League, Solskjaer Belum Bisa Tenang
-
FIFA Minta Klub Tidak Melarang Pemain Memperkuat Tim Nasional
-
Premier League Ungkap Puluhan Kasus Baru Positif COVID-19