DBasia.news – Kiper Manchester United, David De Gea, melakukan 11 penyelamatan ketika menyambangi Wembley, markas Tottenham Hotspur di pekan 22 Premier League, Minggu (13/1) malam WIB. Total, Spurs melepaskan 21 tendangan.
Semalam, bukan pertahanan Man United yang tampil heroik dan mengagalkan ancaman bertubi-tubi dari tuan rumah, melainkan sosok kiper berusia 28 tahun kelahiran Madrid itu.
Alumni akademi Atletico Madrid melakukan 11 penyelamatan dan sebagian besar dilakukan dengan kedua kakinya. Bak gurita dengan tentakel-tentakel yang dimilikinya, De Gea membuat Tottenham frustrasi.
Harry Kane, Dele Alli, Son Heung-min, Christian Eriksen, hingga Toby Alderweireld, dibuat frustrasi menjebol gawang De Gea, yang sebenarnya sudah kebobolan 32 gol di Premier League.
Laga berakhir dan Man United meraih tiga poin krusial dalam upaya merebutkan tempat di empat besar Premier League, zona Liga Champions. De Gea terpilih jadi Man of the Match dan dibanjiri pujian, baik itu melalui sosial media atau rekan setimnya.
De Gea, seperti biasanya, merendah dan menilai tiga poin itu diraih karena kolektivitas tim. Dia juga menggarisbawahi satu perbedaan mencolok dari Man United di era Ole Gunnar Solskjaer sekarang, dengan Jose Mourinho.
“Kami masih percaya bisa finish di empat besar. Kami United, kami punya pemain-pemain bagus dan kami bertarung untuk empat besar. Hasil ini sangat bagus, khususnya karena diraih di Wembley. Tiga poin ini sangat penting,” ucap De Gea diberitakan BBC Sport.
“Saya sangat bahagia dengan performa tim dan kami bermain sangat baik, menciptakan peluang-peluang dan memainkan sepak bola yang lebih ofensif. Kami mencatatkan clean sheets tiga kali beruntun dan ini sangat bagus.”
“Para pemain bahagia, Anda bisa melihatnya di lapangan pertandingan, mereka bermain dengan passion, seperti inilah Manchester United,” tambah De Gea.
Secara tersirat, De Gea menyindir Manchester Merah ketika dilatih Mourinho dengan permainan yang pragmatis, hati-hati, dan cenderung mengandalkan serangan balik. Terlebih, tidak bergairah ketika bermain.
De Gea sudah bermain untuk United sejak tahun 2011 dan merasakan era berbeda dari Sir Alex Ferguson, David Moyes, Ryan Giggs (manajer interim), Louis van Gaal, Mourinho, dan kini dengan Solskjaer. Jadi, dia tahu persis bagaimana identitas bermain tim yang sudah meraih 20 titel Premier League.
-
Man United, Banyak Pengeluaran Namun Minim Gelar
-
Duo Liverpool Bersaing Untuk Sepatu Emas Premier League 2021/22
-
Ralf Rangnick Ungkap Cara untuk Menangani Ronaldo di Man United
-
Messi Tidak Sebut PSG Sebagai Tim Unggulan di Liga Champions
-
Manchester United Tidak Boleh Buang Poin Lagi Jika Ingin Juara Premier League