DBAsia News

Transfer-transfer Terburuk Musim Dingin Serie A

DBasia.news –  Klub-klub Italia tidak menyiakan waktu di bursa transfer musim dingin dan beraksi merekrut pemain.

Sejak diperkenalkan pada musim 2002-2003, bursa transfer kerap menjadi sorotan media. Terdapat dua jenis bursa transfer, musim panas serta musim dingin.

Di Italia, praktik mendatangkan pemain pada pertengahan musim bukanlah hal tabu. Meski jarang ada pembelian besar, tetapi perekrutan pada musim dingin seringkali terjadi.

Keengganan klub-klub di Italia mendatangkan pemain top pada bursa transfer musim dingin disebabkan sejumlah pemain yang melempem. Masalah adaptasi dan kendala bahasa kerap menjadi alasan.

Berikut ini adalah lima pembelian terburuk selama bursa transfer Januari sepanjang sejarah Serie A:

Helder Postiga (Valencia ke Lazio, 2014)

Pada masa lalu, Helder Postiga merupakan andalan timnas Portugal di lini depan. Sayangnya, karier Postiga di level klub tidak secemerlang bersama Seleccao.

Pada 2013, Postiga dibeli Valencia dari Deportivo La Coruna untuk menggantikan Roberto Soldado. Sayangnya karier Postiga bersama El Che tidak berjalan dengan lancar.

Pada pertengahan musim, Postiga pun dipinjamkan ke Lazio. Saat itu, I Biancocelesti memiliki opsi untuk mempermanenkan penyerang yang kini berusia 37 tahun itu.

Selama membela Lazio, Postiga hanya bermain dalam lima pertandingan dan gagal mencetak satu gol pun. Setelah itu, dia kembali ke klub lamanya, Deportivo.

Amantino Mancini (Inter Milan ke AC Milan, 2010)

Ketika membela AS Roma, Amantino Mancini menjadi sosok yang ditakuti di Serie A. Mancini merupakan sosok vital dalam skema Luciano Spalletti di Olimpico Stadium.

Sayangnya Mancini gagal mengulangi kesuksesan saat pindah ke Inter Milan. Pemain asal Brasil itu gagal membuktikan diri di bawak kepemimpinan Jose Mourinho.

Alhasil Inter Milan pun meminjamkan Mancini ke AC Milan pada pertengahan musim. I Rossoneri memiliki opsi membeli separuh kepemilikan sang pemain.

Sayangnya, dari tujuh penampilan bersama AC Milan, Mancini gagal mencetak satu gol pun. Kariernya terus menurun hingga sempat dipenjara hampir selama tiga tahun karena kasus pemerkosaan.

Federico Macheda (Manchester United ke Sampdoria, 2011)

Saat itu, Federico Macheda disebut-sebut sebagai penyerang masa depan Italia. Uniknya, Macheda mengawali karier bukan di Italia, tetapi membela Manchester United.

Kondisi tersebut membuat klub-klub asal Italia berlomba-lomba mengejar tanda tangan Macheda. Sampdoria pada akhirnya berhasil mengamankan jasa pemain asal Kota Roma itu dengan status pinjaman.

Sayangnya Macheda kerap disebut-sebut sebagai pemain tergagal di Serie A setelah pindah ke Sampdoria. Pria yang saat itu berusia 20 tahun tersebut gagal menggantikan Antonio Cassano dan Giampaolo Pazzini.

Selama membela Sampdoria, Macheda hanya mampu mencetak satu gol, itu pun di Coppa Italia. Pada akhir musim, Il Samp terdegradasi setelah musim sebelumnya hampir bermain di Liga Champions.

Maniche (Atletico Madrid ke Inter Milan, 2008)

Maniche merupakan penggawa timnas Portugal pada Piala Eropa 2004 dan Piala Dunia 2006. Selain itu, Maniche juga bermain impresif ketika FC Porto memenangi Liga Champions.

Setelah Piala Dunia, Maniche memilih bergabung dengan Atletico Madrid. Sempat menjadi andalan Los Rojiblancos, sayangnya dia sempat bermasalah dengan pelatih Javier Aguirre.

Pada akhirnya, Maniche pun dipinjamkan ke Inter Milan. Meski demikian, sang pemain dinilai tidak memberikan apa pun untuk skuat La Beneamata yang sudah dianggap terlalu kuat.

Mungkin penggemar Inter Milan hanya mengingat Maniche berkat golnya ketika menghadapi Juventus. Namun, saat itu Maniche juga membuang peluang untuk menyamakan kedudukan.

Tomas Rincon (Genoa ke Juventus, 2017)

Juventus membutuhkan sosok gelandang karena masalah di lini tengah mereka. Saat itu, Claudio Marchisio menderita cedera parah, sementara Stefano Sturaro dan Mario Lemina belum menjadi pelapis yang sempurna.

Alhasil, I Bianconeri pun mendatangkan Tomas Rincon dari Genoa pada pertengahan musim 2016-2017. Rincon sendiri merupakan andalan di lini tengah Il Grifone sebelum pindah ke Juventus.

Rincon menjadi pemain asal Venezuela pertama yang membela Juventus. Di sana, dia sempat merasakan bermain di Liga Champions dan memenangi gelar Scudetto.

Sayangnya, dari 19 pertandingan dengan Juventus, Rincon gagal menunjukkan performa terbaik. Alhasil, La Vecchia Signora pun melepasnya ke Torino pada musim selanjutnya.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?