IDNGoal.news, Nama Stefano Lilipaly dalam beberapa hari terakhir mendadak menjadi topik dalam sejumlah media di Indonesia. Hal itu tak terlepas dari komentar ‘nyeleneh’ sang pemain terkait peluangnya untuk membela Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2018. Lalu, seberapa pentingkah kehadiran Lilipaly di skuat asuhan Luis Milla itu?
“Timnas tidak membutuhkan saya. Jika Timnas butuh saya, pasti saya akan ke sana,” komentar itulah yang dilontarkan Stefano Lilipaly ketika menjawab pertanyaan soal peluangnya bermain di Asian Games 2018.
Apa yang dikatakan gelandang Bali United itu memang cukup logis. Lilipaly sebenarnya siap menawarkan jasa untuk menghentikan tren negatif Timnas Indonesia U-23 jelang Asian Games. Namun, pelatih Luis Milla bersikukuh enggan menggunakan jasa pemain kelahiran Arnhem, Belanda, 10 Januari 1990 itu.
Pada dua laga uji coba melawan Thailand U-23, Luis Milla memanggil enam pemain senior semisal Muhammad Ridho, Teja Paku Alam, Victor Igbonefo, Riko Simanjuntak, Lerby Eliandry, dan Alberto ‘Beto’ Goncalves. Dua nama terakhir sengaja dipanggil Luis Milla untuk mengembalikan ketajaman lini depan Garuda Muda.
Kekhawatiran Luis Milla bukan tanpa alasan. Timnas Indonesia U-23 belum pernah menang dalam lima laga uji coba terakhir dengan rincian dua kekalahan dan tiga kali imbang.
Parahnya, dalam lima pertandingan tersebut Timnas Indonesia U-23 hanya mampu mencetak satu gol. Hal ini jadi bukti kalau ada yang salah dengan kualitas lini depan skuat yang disiapkan untuk Asian Games 2018 itu.
Tak hanya lini depan, tumpulnya para penyerang Timnas Indonesia U-23 juga jadi bukti kalau tidak adanya pasokan umpan-umpan dari sektor sayap. Nama-nama seperti Febri Hariyadi, Osvaldo Haay, hingga yang terakhir Riko Simanjuntak pun dipertanyakan perannya.
Butuh Solusi dan Lilipaly
Luis Milla sebenarnya punya alasan pakem yang membuatnya menutup peluang Stefano Lilipaly bermain di Asian Games 2018 bersama Timnas Indonesia U-23. Pelatih asal Spanyol itu menilai, posisi vital yang butuh kedewasaan pemain senior hanya ada pada pos-pos kiper, bek tengah, dan penyerang.
Adapun Lilipaly bukan pemain yang bermain untuk ketiga posisi tersebut. Meskipun, Lilipaly memiliki kualitas mencetak gol, namun dia bukan tipikal penyerang murni.
Begitu juga dengan posisi Lilipaly di lini tengah yang sudah terisi penuh oleh nama-nama semisal Saddil Ramdani, Septian David Maulana, dan Evan Dimas. Kedua alasan itulah yang membuat peluang Lilipaly tertutup.
Marilah berandai-andai sejenak pelatih Luis Milla mau mengesampingkan kedua alasan tersebut. Tentu saja Lilipaly bisa menjadi solusi di balik tumpulnya lini depan Timnas Indonesia U-23
Apalagi Garuda Muda butuh lini depan yang tajam di Asian Games nanti. Jika hal itu tak terjadi, maka impian untuk melaju ke semifinal atau meraih medali di negara sendiri hanya jadi angan-angan yang terkubur lagi.
Stefano Lilipaly saat ini sudah mencetak tujuh gol dalam 12 pertandingan bersama Bali United. Torehan tujuh gol tersebut pun dicetak Lilipaly dalam delapan pertandingan terakhir.
Artinya, Lilipaly memiliki rasio 1,7 gol per pertandingan di Liga 1 2018. Sekali lagi, ini jadi bukti kalau sang pemain sedang dalam penampilan terbaiknya.
Luis Milla saat ini diburu dengan waktu untuk segera menemukan solusi menemukan penyerang senior yang bisa tampil tajam. Masalahnya, sampai saat ini tak ada nama penyerang berpaspor Indonesia yang memiliki skil komplet yakni seperti Marko Simic, pemain yang memiliki kemampuan memaksimalkan segala cara menjadi gol baik menggunakan kaki maupun kepala.
Jadi, siapakah sosok penyerang yang pada akhirnya dipercaya mengisi lini depan Timnas Indonesia di Asian Games 2018? Ataukah Luis Milla memilih mengesampingkan egonya untuk menarik Stefano Lilipaly ke Timnas Indonesia U-23? Semua jawaban akan pertanyaan tersebut akan dilihat pada penyerahan daftar akhir (entry by name) skuat Asian Games pada 30 Juni 2018.