DBasia.news – Baru ini striker Inter Milan, Romelu Lukaku, menjadi korban rasial di markas Cagliari. Namun menurut pernyataan yang dibuat Curva Nord Milano 1969, ultras Inter, fans Cagliari tidaklah rasial.
Inter Milan membawa pulang tiga poin dari Sardegna Arena. Kondisi tersebut setelah mereka meraih kemenangan 2-1 pada laga pekan kedua Serie A 2019-2020 itu.
Sayangnya, pengalaman tidak menyenangkan terjadi pada Romelu Lukaku. Pendukung Cagliari memberikan pelecehan rasial kepada penyerang asal Belgia tersebut.
Setiap Romelu Lukaku memegang bola, suara meniru monyet terdengar di stadion. Lebih parahnya lagi, ketika Lukaku bersiap melakukan eksekusi penalti.
Usai laga, Romelu Lukaku memberikan pernyataan jika tindakan tersebut tidak bisa dibenarkan. Lukaku meminta para suporter untuk bersikap dewasa.
Namun, pernyataan Lukaku tersebut tidak mendapat dukungan dari Curva Nord Milano. Mereka justru berada pada sisi pendukung Cagliari.
“Kami menulis kepada Anda atas nama Curva Nord. Ya, orang-orang yang menyambut Anda begitu tiba di Milan,” tulis Curva Nord.
“Kami sangat menyesal karena Anda berpikir apa yang terjadi di Cagliari adalah tindakan rasial. Anda harus memahami jika Italia tidak seperti negara Eropa lainnya di mana rasial adalah masalah nyata.”
“Kami memahami apa yang terlihat bagi Anda, namun tidak demikian. Di Italia, kami menggunakan cara tertentu untuk membantu tim dan mencoba membuat lawan tidak fokus. Hal itu bukan karena rasial, namun untuk membuat mereka kacau,” sambung Curva Nord.
“Kami adalah pendukung multi-etnis dan selalu menyambut pemain dari seluruh dunia. Meskipun, kami juga melakukan cara-cara tertentu untuk menekan pemain lawan di masa lalu dan mungkin tetap melakukannya di masa depan.”
Curva Nord meminta Lukaku memahami jika apa yang dilakukan oleh suporter di Italia hanya untuk membantu tim mereka menang. Menurut Curva Nord, itu bukanlah tindakan rasial.
“Pertarungan melawan rasial yang benar harus dimulai dari sekolah, bukan stadion. Yakinlah apa yang mereka katakan atau lakukan pada pemain berkulit hitam tidak akan terjadi di kehidupan nyata,” tegas Curva Nord.
“Pendukung di Italia tidak akan sempurna. Kami memahami rasa frustrasi yang bisa diciptakan oleh tindakan tersebut, namun itu tidak dilakukan untuk tujuan diskriminatif. Sekali lagi, selamat datang Romelu,” tutup Curva Nord.
Curva Nord Milano memang beberapa kali melakukan tindakan rasial. Contohnya, ketika mengejek pendukung Napoli dengan tragedi meletusnya gunung Vesuvius. Selain itu, mereka juga pernah menyerang Mario Balotelli dengan gestur seperti monyet.