DBasia.news – Chelsea menelan kekalahan dengan skor 0-2 dari Arsenal di pekan 23 Premier League yang berlangsung di Stadion Emirates, Minggu (20/1) dini hari WIB. Permainan Chelsea benar-benar buruk di laga tersebut.
Dua gol Arsenal lahir di babak pertama melalui sepakan keras Alexandre Lacazette dan gol Laurent Koscielny. Chelsea unggul penguasaan bola 65 berbanding 35 persen Arsenal, tapi hanya mampu melepaskan satu tendangan tepat sasaran dari total 13 tendangan.
Tuan rumah bermain lebih bersemangat dengan jumlah tendangan 13 kali dan lima di antaranya tepat sasaran. Chelsea tumpul di lini depan dan permainan mereka mudah dibaca pertahanan Arsenal, yang notabene sudah kebobolan 32 gol musim ini di Premier League.
Usai laga berakhir, Maurizio Sarri, manajer Chelsea, sampai tidak ingin berbicara menggunakan bahasa Inggris dan memilih bahasa Italia agar ucapannya bisa tersampaikan dengan jelas. Sarri sangat serius dengan kekalahan itu.
Tidak berbicara taktik, manajer asal Italia itu terang-terangan mengajak ‘perang’ anak-anak asuhnya dengan mengkritisi mereka di depan publik. Sarri seolah sudah menyerah dengan lemahnya mentalitas bermain Cesar Azpilicueta dkk.
“Saya harus katakan bahwa saya sangat marah karena kekalahan ini sepenuhnya terjadi karena mentalitas. Mereka (Arsenal) jauh lebih bersemangat daripada kami dan saya tak bisa menerimanya. Ini sama seperti saat melawan Spurs – saya telah berbicara kepada para pemain dan saya pikir masalah telah selesai,” tutur Sarri di Goal.
“Saya ingin berbicara tentang taktik, tapi sepertinya skuat ini sangat sulit untuk dimotivasi. Saya pikir ketika Anda melihat laga seperti ini, saat lawan lebih bersemangat, maka Anda tak bisa berbicara soal taktik. Level determinasi mereka jauh lebih baik dari kami di sepanjang laga.”
Saking frustrasinya dengan mentalitas pemain Chelsea, Sarri sampai berkata mereka tidak layak bermain di level tinggi jika tidak membenahinya.
“Pertanyaan itu sulit dijawab (alasan mengapa Sarri sulit memotivasi skuat Chelsea). Sepertinya mereka tidak cukup agresif dari segi mental – itu bergantung kepada karakter mereka dan itu sulit diubah,” imbuh Sarri.
“Anda harus memengaruhi mereka dan itu bisa saja bergantung kepada kedatangan pemain baru atau salah satu pemain senior mengambil alih kontrol skuat.”
“Saya pikir pemain di level ini tidak seharusnya takut menghadapi tanggung jawab mereka. Hal terbaik yang dapat terjadi adalah pemain dan saya berbicara dengan sangat terbuka. Saya yang bertanggung jawab atas mereka dan penting bagi mereka punya sikap yang tepat. Jika mereka tak bisa melakukannya (sikap yang tepat), maka mungkin mereka seharusnya tidak bermain di level ini,” pungkas pria berusia 60 tahun itu.