DBAsia News

Siasat Jitu Wolves Hentikan Chelsea Asuhan Maurizio Sarri

Chelsea


DBasia.news Wolverhampton Wanderers menahan imbang Chelsea di Stamford Bridge dalam lanjutan pekan 30 Premier League dengan skor 1-1, Minggu (10/3) malam WIB. Sempat tertinggal dari gol Raul Jimenez, The Blues menyamakan kedudukan via gol Eden Hazard.

Sarriball atau istilah yang mengacu kepada filosofi sepak bola Maurizio Sarri di Chelsea kembali tidak efektif. Chelsea punya 76 persen penguasaan bola, 22 tendangan, dan enam tendangan tepat sasaran dan hanya bisa mencetak satu gol.

Bandingkan dengan Wolves yang melepaskan dua tendangan dan satu tepat sasaran – berbuah gol. Penguasaan bola mereka juga hanya 24 persen. Nuno Espirito Santo hanya mempraktikkan permainan ala Jose Mourinho di laga tersebut.

The master of dark art. Julukan itu akrab dengan Mourinho, karena gaya sepak bolanya yang pragmatis kerap memenangi pertandingan. Di laga melawan Chelsea, Wolves nyaris melakukannya di Stamford Bridge.

“Saya sangat bangga dengan cara kami bermain hari ini. Organisasi di dalam tim, dukungan ofensif kami. Tidak hanya kala bertahan, keseluruhan tim. Ini semua tentang bentuk (performa) tim, jarak di antara pemain, mengarahkan tubuh di depan bola, melindungi rekan setim. Laga yang bagus untuk kami,” tutur Nuno Espirito Santo, manajer Wolves.

Total operan Chelsea empat kali lipat dari Wolves – Chelsea melepaskan 820 operan berbanding 274 operan Wolves. Tapi, operan itu jadi menjenuhkan bagi fans dan membuat Chelsea frustrasi, karena kengototan bermain Wolves.

Wolves 25 kali memotong jalur bola Chelsea, memenangi 52,2 persen perebutan bola atas Chelsea (47,8 persen), dan juga unggul dalam perebutan bola udara sebesar 57,9 persen. Tim promosi Premier League juga melepaskan 38 tekel dan 47 kali menyapu bola.

Singkat kata, serangan balik, memanfaatkan situasi bola mati, dan permainan bola lambung jadi instruksi yang diberikan Santo kepada Wolves. Itu semua bisa dilakukan karena mereka punya Raul Jimenez, striker Meksiko dengan tinggi badan 1,90 meter.

Performa Jimenez sedang bagus-bagusnya. Golnya ke gawang Chelsea memastikan Jimenez mencetak 12 gol musim ini di Premier League, dan tidak ada pemain Wolves yang pernah melakukannya di masa lalu.

Eden Hazard, penyelamat Chelsea dari kekalahan sampai frustrasi dengan hasil imbang tersebut. Apa yang membuatnya frustrasi ialah permainan timnya yang terkesan lamban dalam mengalirkan bola.

“Tentu saja kami kecewa. Kami tidak menciptakan banyak peluang dan kami memindahkan bola terlalu lamban. Para pemain sedikit sedih karena kami mungkin bisa tampil lebih baik lagi,” tutur Hazard, dikutip dari Goal.

Matt Law dalam artikelnya di Telegraph menulis seperti ini, “Filosofi Sarri adalah tentang penguasaan bola dan kesabaran, dua kualitas yang tidak benar-benar dihargai Stamford Bridge.”

Fans Chelsea pernah menyanyikan lagu anti-sepak bola Sarri sebelumnya. Kali ini mereka tidak melakukannya, tapi, tidak juga senang dengan permainan Chelsea. Sarri membawa Jorginho dari Napoli untuk memudahkan filosofi sepak bolanya.

Tapi nyatanya, Jorginho malah menjadi sasaran kritikan fans karena permainannya yang terkesan lamban dan tidak sesuai dengan kecepatan serta intensitas sepak bola Inggris.

“Jorginho, jika pemain-pemain lain tidak bergerak melalui pergerakan tanpa bola, maka dia ada dalam masalah. Dia sangat mampu memainkan satu dua sentuhan, tapi jika Anda ingin memainkan satu sentuhan, Anda butuh pergerakan dari pemain lainnya,” tutur Sarri.

Posisi Sarri masih aman saat ini, meski Chelsea telah kalah di final Piala Liga, tersingkir dari Piala FA, karena mereka masih bertarung di Liga Europa dan merebutkan tempat di empat besar Premier League – Chelsea unggul satu laga dari tim-tim rival.

Namun, Sarriball yang didengungkan fans dan media menyimpan bahaya laten bagi Chelsea. Jika para pemain tidak segera beradaptasi, maka Chelsea bisa menjadi seperti Manchester United di era Louis van Gaal dengan sepak bola mutlak penguasaan bola, namun membosankan.

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?