DBasia.news – Panasnya tensi Derby Jawa Timur antara tuan rumah Arema FC melawan Persebaya Surabaya berpotensi memicu kericuhan antarsuporter. Karena itulah, pihak tuan rumah sudah berusaha mengantisipasi hal-hal negatif yang berpeluang terjadi.
Laga yang akan digelar di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu (30/9) mendatang, sudah jauh hari diantisipasi suporter Arema.
Hal itu sudah tercium dari tingginya animo Aremania yang memesan tiket laga menghadapi tim rival berat di Jatim itu.
Sejak dibuka pada 5 September, sebanyak 34 ribu lembar tiket untuk kuota kategori ekonomi seharga Rp 40 ribu sudah habis terjual dalam 10 hari. Belum lagi ditambah kuota tiket lainnya, mengingat tim Singo Edan sudah mematok 45 ribu lembar tiket pada laga big match musim ini.
“Kami harapkan Aremania sudah mengevaluasi dan introspeksi diri atas kejadian sebelumnya. Semua pasti tidak ingin ada sanksi,” kata Media Officer Arema FC, Sudarmaji.
Persebaya
Laga besar menjamu Persebaya memang memunculkan potensi terjadinya kerusuhan, maupun resiko minimal seperti luberan penonton maupun penyalaan flare dan benda berapi terlarang lainnya.
Tak ayal, Arema FC pun dibayangi sanksi yang lebih berat lagi dari Komdis PSSI, jika kembali terjadi insiden yang mengganggu jalannya pertandingan. Seperti diketahui, Arema FC sudah menghabiskan dana hingga Rp 550 juta sebagai bentuk sanksi denda atas berbagai insiden dalam 23 pekan kompetisi Liga 1 musim ini.
“Langkah antisipasi sudah disiapkan untuk mencegah hal itu. Salah satunya dengan menambah jumlah keamanan hingga dua kali lipat,” imbuhnya.
Sanksi paling berat yang diterima Arema FC adalah saat menjamu Persib Bandung 15 April lalu, yang berujung kerusuhan penonton. Manajemen maupun panpel (panitia pelaksana pertandingan) harus menerima sanksi denda hingga total Rp 300 juta beserta sanksi pengosongan tribun sisi timur kala menjamu Persipura Jayapura dan PSM Makassar.