DBasia.news – Romelu Lukaku, striker Inter Milan, yang menjadi korban rasial berbicara soal penanganan rasialis yang dilakukan FIGC. Sikap dari FIGC itu seharusnya juga diikuti oleh FA.
Sebelumnya, Romelu Lukaku menjadi korban tindakan rasial pendungkung Cagliari di Sardegna Arena. Ketika ingin mengambil tendangan penalti, beberapa sudut di stadion mengejek Lukaku dengan suara monyet.
Romelu Lukaku pun menyayangkan tindakan tersebut. Ia meminta para suporter bertindak dewasa dan mulai meninggalkan budaya rasial.
FIGC mengambil tindakan dengan melakukan penyelidikan. Bila terbukti, Cagliari bisa menghelat pertandingan kandang tanpa disaksikan suporter. Selain itu, sanksi berupa denda juga sudah menanti.
Romelu Lukaku merasa, perang terhadap tindakan rasial perlu dilakukan di seluruh dunia, tidak hanya Italia. Sebab, ia juga merasakan hal tersebut ketika bermain di Premier League.
“Apa yang saya katakan cukup pendek, namun sangat kuat. Semua orang mengerti,” ujar Lukaku seperti dikabarkan Sky Sports.
“Sekarang, saya pikir Serie A akan mengambil tindakan. Saya berharap UEFA, dan FIFA menjadi yang berikutnya. Selain itu, ada juga FA karena banyak teman saya yang bermain di Premier League.”
Premier League memang menjadi satu di antara liga yang tak lepas dari tindakan rasial. Contohnya, pada musim lalu Raheem Sterling mendapatkan celaan bernada rasial dari suporter Chelsea.
“Mereka telah mendapatkan tindakan tersebut di media sosial. Itu adalah sesuatu yang perlu Anda ketahui di Inggris. Namun, saya hanya ingin fokus pada penampilan saat ini,” terang sang penyerang.
Pada musim ini, Paul Pogba adalah satu di antara pemain yang mendapatkan serangan rasial pada musim ini. Pemain asal Prancis itu diserang melalui media sosial oleh sejumlah suporter Manchester United usai gagal mengeksekusi penalti.