DBAsia News

Perisic Wujudkan Mimpi Sang Ibu Usai Bawa Kroasia ke Final Piala Dunia 2018

DBasia.news –  Tim kuda hitam Kroasia berlari kencang menuju final Piala Dunia 2018. Secara mengejutkan tim berjuluk Vatreni ini lolos ke laga puncak setelah membekuk Inggris 2-1 di Stadion Luzhniki, Moskow, Kamis (12/7) dini hari WIB.

Kroasia pun mencatatkan sejarah sebagai negara terkecil (populasi sekitar 4 juta penduduk) yang berhasil tampil di final Piala Dunia sejak Uruguay pada 1950. Tidak cuma itu, Kroasia juga menjadi tim dengan peringkat FIFA terendah (20) yang melaju ke partai puncak sepanjang sejarah.

Usai laga, pemain sayap Kroasia, yang menjadi man of the match semifinal, Ivan Perisic, mengaku sangat bahagia dan terharu bisa tampil di final Piala Dunia, sesuatu yang dulu hanya ada dalam impiannya.

“Dua puluh tahun silam di Omis, tempat saya berasal, saya mendukung Kroasia dengan mengenakan jersey timnas. Saya hanya bisa bermimpi bisa bermain membela negara dan mencetak salah satu gol terpenting untuk mengirim kami ke final,” ujarnya.

“Saya berbicara dengan ibu saya beberapa hari lalu. Ibu mengatakan, dia bermimpi Kroasia akan bermain melawan Prancis di final Piala Dunia. Kini, mimpinya sudah menjadi kenyataan.”

Tentang keberhasilan Kroasia mengalahkan Inggris dan lolos ke final, Perisic menyatakan semua itu tidak lepas dari karakter kuat timnya.

Karakter dan mental kuat memang diperlihatkan oleh skuat asuhan Zlatko Dalic, terutama di fase gugur. Dalam laga melawan Inggris, Kroasia kembali tertinggal lebih dulu saat Kieran Trippier membuat gol lewat sepakan bebas. Situasi seperti ini juga terjadi pada laga di 16 besar dan perempat final. Namun, Kroasia mampu keluar sebagai pemenang.

“Ini pertandingan yang sangat sulit. Kami semua tahu apa yang menjadi taruhannya dan betapa pentingnya semifinal ini bagi negara kecil seperti Kroasia,” kata Perisic seperti dilansir situs FIFA.

“Kami mengawali laga dengan lambat. Namun kami sudah memperlihatkan karakter kami. Seperti pada dua laga di fase knockout sebelumnya, saat kami tertinggal satu gol pada dua laga tersebut. Kami biasanya tidak seperti itu.”

Topik:

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?