DBasia.news – Berbagai macam rekor pecah ketika timnas Inggris memastikan tiket perempat final Piala Dunia 2018. Three Lions menang 4-3 via drama adu penalti melawan Kolombia, setelah laga berakhir imbang 1-1 di waktu normal plus babak tambahan.
Penantian Inggris selama 12 tahun untuk meraih kemenangan di fase gugur pada turnamen besar (Piala Dunia atau Euro) telah berakhir. Pun demikian kutukan penalti yang berakhir di percobaan keempat, setelah sebelumnya tiga kali memainkan drama adu penalti dan kalah – pertama kali dalam sejarah Inggris memenangi drama adu penalti di fase gugur.
Euforia fans dan warga Inggris semakin besar mengingat Harry Kane dan kawan-kawan berada di bagan yang relatif ringan. Inggris akan melawan Swedia di perempat final. Jika sukses melewati hadangan Blagult, maka mereka berpotensi bertemu Kroasia atau Rusia di semifinal Piala Dunia 2018.
Kendati demikian, Inggris akan melakukan kesalahan besar apabila meremehkan Swedia yang saat ini terpaut 12 poin di ranking FIFA. Swedia memiliki kolektivitas bermain dan pertahanan yang kuat. Mereka bermain lebih baik tanpa Zlatan Ibrahimovic yang sudah pensiun pasca Euro 2016.
Sven-Goran Eriksson, mantan pelatih Inggris pada medio 2001-2006, yakin Inggris akan menemui kesulitan saat melawan Swedia asuhan Janne Andersson.
“Senang melihat Inggris memenangi penalti, mereka secara mental sangat kuat. Jika Inggris berpikir mereka akan memainkan laga mudah pada Sabtu nanti, maka itu satu kesalahan besar. Saya pikir mereka dapat memberi kesulitan,” tutur Eriksson di Goal, Rabu (4/7).
“Situasinya juga sulit untuk Swedia, tapi, mencetak gol ke gawang mereka akan sangat sulit. Inggris punya pemain individu yang dapat melakukan hal spesial – Kane salah satunya, (Raheem) Sterling pemain lainnya.”
“Tapi, ketika saya memberitahu Anda sulit mengalahkan Swedia, maka itu faktanya. Italia mencoba lolos di kualifikasi (Piala Dunia) selama 180 menit (dua leg) dan mereka tidak mencetak gol. Jerman juga menang melalui tendangan bebas. Saya menantikan pertarungan itu – sangat berimbang 50-50,” pungkas Eriksson.
Menarik untuk dinanti, apakah perjalanan Inggris akan terus berlanjut hingga final dan berpotensi mengakhiri penantian tak pernah menang Piala Dunia sejak tahun 1966, atau justru euforia fans mereka hanya sementara.