DBasia.news – Serangan siber merupakan serangan yang dilakukan secara online di dunia maya oleh hacker. Ini berbahaya karena dapat membocorkan rahasia kepada publik, mensabotase, mencuri data dan informasi, terutamanya di era modernisasi di kala penggunaan internet sudah jadi kebutuhan primer.
Hal itu pernah membuat resah Nasser Al-Khelaifi, Presiden PSG (Paris Saint-Germain) yang menjadi korban serangan siber setelah dua nomor handphone-nya bocor pada 2018. Platform untuk meng-hack bernama Pegasus digunakan pelaku serangan kepada Al-Khelaifi.
Platform itu digunakan untuk mengetahui data-data personal Al-Khelaifi, begitu juga untuk mengetahui nomor telepon rumah Jean-Martial Ribes, Direktur Komunikasi Klub-klub Ligue 1.
Bocornya nomor handphone sang supremo menurut media Prancis, Le Monde terjadi pada akhir 2018 kala adanya konflik diplomasi antara Qatar (negara kelahiran Al-Khelaifi) dengan Arab Saudi.
Grup BeIN Media yang dimiliki oleh Al-Khelaifi merupakan target utama dan reguler dari serangan siber itu. Juru bicara berbicara mengenainya.
“Peretasan berbahaya dan ancaman terhadap bisnis kami dan orang-orang kami adalah kenyataan sehari-hari yang mengejutkan bagi grup kami,” tutur juru bicara dikutip dari Marca.
“Kami telah mengetahui tentang serangan siber terhadap beIN Sports dan karyawannya oleh entitas tertentu selama bertahun-tahun. Selama ini, beIN telah bergabung dengan advokat hukum dan banyak organisasi internasional untuk memerangi pembajakan dan menegakkan supremasi hukum.”
“Namun, serangan canggih terhadap kepentingan dan reputasi kelompok kami juga telah ditandai dengan kampanye kotor, sabotase komersial, tuntutan hukum palsu, dan serangan dunia maya terhadap ketua kami (Nasser Al-Khelaifi).”
“Ini hanya beberapa dari ancaman harian terhadap bisnis kami dan orang-orang kami. Tindakan ini memalukan dan sepenuhnya ilegal – ini bukan politik, seringkali ini murni spionase komersial terhadap beIN.”
“Otoritas terkait harus memastikan bahwa pelanggaran hukum sepenuhnya dari aktor-aktor nakal ini harus dimintai pertanggungjawaban,” pungkas pernyataan tersebut.