DBasia.news – Kemenangan 3-2 atas Brighton kemarin tak lantas membuat Manchester United mentas dari masalah dan kritik fans. Skuad Ole Gunnar Solskjaer tetap saja dinilai tak cukup tangguh dan masih butuh pemain top.
Selepas transfer itu spekulasi transfer United berakhir kegagalan seperti Sergio Reguilon dan Gareth Bale. Keduanya sempat dikaitkan dengan United sebelum Tottenham Hotspur menyalip mereka dan mendapatkan keduanya.
Transfer Jadon Sancho yang sudah dibicarakan dari awal bursa transfer musim panas pun berlarut-larut. Sancho lebih dekat bertahan dengan Borussia Dortmund hingga bursa transfer ditutup pada awal Oktober mendatang ketimbang hengkang.
Belakangan Uniteddikaitkan dengan bek kiri Porto Alex Telles yang dibanderol 25 juta poundsterling. United seyogyanya tinggal membayar uang sejumlah itu untuk merekrutnya tapi tak ada perkembangan lebih lanjut lagi.
Apabila situasi itu tak berubah maka dapat dipastikan tim besutan Ole Gunnar Solskjaer hanya merekrut satu pemain anyar di musim panas ini, plus memiliki kembali Dean Henderson yang dipinjamkan ke Sheffield United dua musim terakhir.
Pandemi virus corona bisa jadi menyebabkan klub-klub Eropa tak bisa banyak beraktivitas membeli pemain untuk mencegah ketidakseimbangan neraca keuangan, namun untuk klub sekaliber United mereka memiliki cukup kekuatan finansial untuk merekrut pemain.
Andy Mitten selaku editor atau penulis sepak bola di United We Stand menilai klub telah kehilangan ilmu hitam untuk merekrut pemain. Ilmu hitam yang dimaksud itu adalah daya tarik Sir Alex Ferguson, eks manajer United medio 1986-2013.
Dahulu kala ketika Ferguson membesut United para pemain incarannya selalu ingin bergabung dengan klub, alhasil negosiasi dapat berjalan dengan mudah.
“Seorang mantan pemain berkata kepada saya minggu ini – seorang pemain legendaris United – bahwa klub telah kehilangan kemampuan untuk melakukan ilmu hitam transfer dan dia memberi contoh,” tutur Mitten.
“Jika Sir Alex Ferguson menginginkan seorang pemain, pemain itu akan tahu bahwa Ferguson menginginkannya, akan tahu di mana dia akan bermain dan dia akan menjual mimpinya. Kemudian dia akan pergi ke agennya dan berkata ‘Dengar, saya ingin hengkang’.”
“Sangat sulit bagi klub untuk bernegosiasi ketika mereka tahu pemain itu ingin pergi ke Manchester United.”
“Pemain berpendapat bahwa ilmu hitam itu telah hilang dan Anda bisa melihatnya, karena United telah dikaitkan dengan semua pemain ini dan mereka tidak sering memiliki kendali apapun dengan agen yang menghubungkan pemain mereka ke klub.”
Kesulitan United merekrut pemain menjadi sumber kekhawatiran fans akan kans bersaing Harry Maguire dkk musim ini di seluruh kompetisi.
“Penggemar United tidak terlalu percaya pada kebijakan perekrutan klub. Mereka merasa ada pesan yang beragam,” tambah Mitten kepada Sky Sports.
“Kembali pada bulan Maret atau April, Ole Gunnar Solskjaer mengatakan klub mungkin dapat memanfaatkan situasi virus corona karena mereka mungkin berada dalam posisi keuangan yang lebih kuat, tetapi pada satu titik United adalah satu-satunya tim Premier League yang tidak banyak mendatangkan pemain pun dalam hal ini di bursa transfer.”
“Ini sangat membuat frustrasi para penggemar karena mereka mendapatkan pesan yang sangat beragam dan mereka hanya melihat satu pemain yang datang sejauh ini.”
“Saya tidak berpikir ada orang yang memiliki daya tarik yang sama seperti Sir Alex Ferguson tetapi untuk bersikap adil kepada Ole, dia telah menelepon dan saya tahu dia berbicara dengan beberapa manajer tentang pemain yang dia suka.”
“Dia melakukan pemeriksaan latar belakang terperinci dan saya kira kesalahannya bukan pada dia. Sistem perekrutan klub yang tidak bekerja sejak Sir Alex Ferguson pindah,” urai Mitten.
Menilik performa buruk United di dua laga awal Premier League melawan Crystal Palace (1-3) dan Brighton (3-2), plus transfer yang sepi, rasa khawatir fans merupakan hal yang wajar.